Minggu, 02 Agustus 2020

Teror di Kost Putri

Teror di Kost Putri

Teror di Kost Putri

Halo, Untuk Kisah kali ini aku ambil dari Twitter untuk Kisah Nyata di sebuah Kost Putri. 3 Perempuan, 1 Kost, Malam-malam penuh teror yang menakutkan.

Hannah, Putri, dan Dayang tinggal di kost-an milik seorang Ibu tua yang sudah lama ditinggal anak-anaknya. Tapi ada yang aneh di Kost-an ini.

Dayang, Seorang Mahasiswi di salah satu kampus di Pontianak. Dayang itu aslinya dari Ketapang, dan iya sejak kecil sudah di anugerahi kelebihan. Bisa ngerasain hal-hal yang janggal, kayak selalu dapat kode begitu. Kalau kata keluarganya, itu karena Dayang ada yang jagain. Jadi dia selalu ngasih tahu ke Dayang kalau ada yang tidak beres. JokerDana

Ceritanya sekitar tahun 2008, itu semester awal dayang merantau ke Pontianak buat kuliah. Dayang tidak punya keluarga di Pontianak. Jadi dia berangkat sendiri dan cari rumah Kost-an di Pontianak. Nah Dayang ini merasa kurang nyaman kalau tinggal di Kost-an yang ramai. Apalagi dia agak Introvert. jadi dia nyarinya Kost-an rumahan yang kamarnya di sewain.

Karena waktu itu internet belum semudah sekarang aksesnya, jadi Dayang sama Bapaknya yang nganterin, keliling sekitaran kampus buat nyari Kost-an yang sesuai. Yang harga cocok, Kenyamanan nya juga cocok. Maklum karena keluarganya tidak berada berada amat. 

Setelah keliling Dayang dan Bapak nya tidak menemukan Kost-an yang cocok.

"Kita coba cari satu lagi, kalau gak cocok baru besok kita cari lagi" kata Bapak Dayang.

Mereka berjalan ke tempat yang jauhan sedikit lagi dan mereka menemukan sebuah Rumah dengan Tulisan" Terima Kost Putri"

" Assalamualaikum" seru Bapak Dayang.

Seorang Ibu Tua keluar rumah berjalan dengan tertatih-tatih.

"Walaikumsalam, Cari Kost-an?" tanya ibu itu.
"Iya, untuk anak saya" Jawab Bapak Dayang. Lalu Dayang dan Bapaknya diajak Masuk.

" Disini cuma ada 3 kamar saja, 2 sudah terisi. Kalau mau ada 1 kamar yang kosong" kata Ibu itu sambil menujukkan kamar yang di maksud. 

Kamar itu tampak bersih. Ada jendela yang cukup besar disana. Rumah itu sederhana saja, Tipikal rumah tua yang dibangun tahun 80-an. Dindingnya dari semen, tidak terbata. Tiang-tiangnya berwarna hijau dari kayu. Atapnya juga dari kayu dengan halaman yang cukup luas. Ada bunga Kertas, juga bunga-bunga kecil yang Dayang tidak tahu namanya. JokerDana

"Dulu ini kamar2 anak saya, perempuan semua. Tapi sekarang sudah tidak ada disini, jadi saya sewakan saja," kata Ibu itu kepada Bapak Dayang.

Dayang suka rumah itu, bapak dayang juga cocok dengan harga sewanya. Deal, Dayang akan tinggal disana. Bapak Dayang juga langsung membayar untuk setahun. Karena kalau sewa setahun ada potongan. Tidak apa-apa jika bayar sekalian. Walaupun harus berjalan sedikit jauh, dayng senang bisa mendapatkan Kost-an yang sesuai dengan keinginannya.

Dayang baru mulai tinggal di Kost-an itu besok harinya. Malam itu dia menginap di penginapan bersama Bapaknya. Dayang tidak tahu, itu adalah awal hari-hari Buruknya.

Besoknya Dayang masuk ke Kost-an. Dayang disambut ibu pemilik rumah, Bu Sum begitu dia dipanggil. Saat dayang datang, ia dikenalkan dengan Putri.

"Ini Putri, dia dikamar yang belakang",kata Bu Sum. 

Putri sedang makan siang diruang makan saat dayang datang. Jadi, dirumah itu semua penghuni rumah dapat berinteraksi bebas seperti di rumah sendiri. Mereka bebas menggunakan semua fasilitas di rumah itu mulai dari dapur hingga televisi yang disaksikan bersama di ruang tamu.

Putri baru dua bulan tinggal di situ. Sejak anak-anaknya tidak lagi tinggal bersamanya, Bu Sum menganggap anak-anak kost disitu seperti anaknya sendiri. Ia tidak perhitungan soal makanan, dan selalu memasak untuk dimakan bersama anak-anak Kost.

Penghuni kamar paling depan adalah Hannah. Dayang baru melihatnya saat malam hari ketika ia ikut menonton TV di ruang depan. Hannah tak menyapa siapapun dirumah itu, ia langsung masuk ke dalam kamarnya. JokerDana

" Siapa?" tanya Dayang
"Hannah, sudah lama dia disini" kata Putri.

Malam itu Dayang tidur sekitar pukul 11 malam, Esok harinya ia berencana ke kampus untuk mengurus administrasi. Namun tengah malam ia terbangun. Ia mendengar suara ketawa kecil namun nyaring. Bulu kuduk Dayang merinding. Ia keluar kamar dan menyalakan lampu, seisi rumah sudah tidur. Tapi suara itu terdengar jelas. Lalu sekian detik kemudian, suara itu menghilang. Dayang terdiam beberapa saat, satu jam kemudian dia baru bisa tidur kembali.
"Mbak Put, dengar suara ketawa enggak tadi malam ?" tanya Dayang. Wajah Putri sedikit berubah.

"Ketawa? Ndak tuh", kata putri sambil mengangkat piring sarapannya yang belum habis. Ia membuang makanan ke tempat sampah lalu mencuci piring bekasnya.

Sore sepulang dari kampus, Dayang duduk di ruang tamu bersama Bu Sum.
" Bu Sum sudah lama buka Kost-an?" tanya Dayang.
" Baru setahun"
" Sebelumnya?"
" Ya dulu ada anak-anak Ibu, lalu mereka pergi. Ibu kesepian. Jadi ibu putuskan untuk jadikan kamar mereka kamar Kost-an"
" Maaf nih bu, tapi saya penasaran. Apa dirumah ini ada yang jaga?"
" Jaga bagaimana? Yang jaga rumah ini ya saya!" kata Bu Sum sambil terkekeh.
" Tapi tadi malam saya dengar suara orang tertawa"
"Kadang suara kucing berkelahi pun terdengar seperti orang tertawa, Dayang" 

Lalu tidak lama kemudian,  Hannah pulang dengan tergesa-gesa. Sama seperti malam sebelum nya, ia masuk ke dalam kamar dan tak keluar lagi. JokerDana

" Dulu pas pertama saya  masuk, dia tidak seperti itu" kata Putri pada Dayang, karena Putri tahu Dayang penasaran.

Malam harinya Dayang kembali terbangun. Ia mendengar suara mesin jahit. Suaranya cukup mengganggu sehingga membuatnya sulit untuk kembali tertidur. Ia keluar akamar, Putri juga mengintip dari pintu kamarnya. Mereka bertatapan tapi Putri buru-buru menutup kembali pintu kamarnya. Suara itu masih terdengar, lalu dayang mengetuk pintu kamar Bu Sum.

"Bu, Ibu" kata dayang
Setelah beberapa lama kemudian, Bu Sum mengulurkan kepalanya keluar.
"kenapa neng?
" Ibu dengar suara mesin jahit?"
" Maaf neng kalau berisik. Saya sedang menjahit" kata Bu Sum.
Aneh nya suara itu masih terdengar. Logikanya kalau Bu Sum menjahit, maka harusnya saat Bu Sum keluar, suara mesin jahitnya akan berhenti. Dayang baru menyadari keanehan itu keesokan harinya. Maklum pas malam pikiran nya lagi antara sadar atau enggak.

Oh Iya, Hannah itu bekerja di sebuah Laundry. Kalau Putri itu kerjaannya Ganti-ganti. Gak bertahan anaknya kalau kerja, selalu ada aja keluhannya.

Malam ketiga dan malam seterusnya Dayang tidak mengalami pengalaman aneh, hanya saja dia bermimpi aneh. Jadi dayang kayak ada di ruang kosong putih gitu, Ada sesosok Pria tapi dayang tidak mengingat wajahnya. Cuma sosok itu bilang padanya " Kamu harus pergi, Dayang"

Setelah malam itu, Dayang merasakan aura rumah itu benar-benar gak nyaman. Setiap pulang kuliah, Dayang selalu was-was sepanjang jalan pulang. Pokoknya kayak gak pengen pulang gitu rasanya.

Sebulan tinggal di sana , Dayang benar-benar gak nyaman. Ia gak penah ngobrol dengan Hannah, ia juga gak pernah ngobrol dengan Putri lagi. Hanya Bu Sum saja yang kadang menemani Dayang di ruang depan. Itu juga tidak banyak berbicara. JokerDana

Suatu hari, Dayang baru saja pulang dari kampus. Ketika ia mulai dekat dengan rumah, ia dicegat oleh hannah.

"Dayang. kita perlu berbicara"
" Kalau begitu, ayo jalan bareng ke rumah"
" Gak, Jangan di rumah, ayo ikut aku" kata Hannah.

Dayang mengikuti Hannah. itu pertama kali Hannah mengajaknya berbicara.

" Kamu tahu, aku sudah lama ingin keluar dari Kost-an neraka itu?"
" Kost-an neraka?
" Kamu pasti merasakan keanehannya juga kan Dayang. Suara Tangisan, Ketawa, dan suara Mesin Jahit di malam hari. Itu sering terjadi dirumah itu."
" Jadi rumah itu ada setannya?"
"Bukan, Rumah itu dikutuk"
"Hannah, jangan berlebihan." kata dayang.
"Percaya padaku Dayang"
"Lalu kenapa kamu tidak pindah Kost-an saja?"
"Aku takut"
"Takut apa?"
"Kutukan" Kata Hannah

Hannah bercerita kalau dia adalah orang kedua yang ngeKost di rumah itu. Orang pertama bernama Fatimah. Fatimah adalah seorang pegawai Bank. 
Fatimah dan Hannah akrab. Mereka sama-sama merasakan keanehan dirumah itu. Fatimah memutuskan pindah, akan tetapi karena Hannah belum mempunyai uang saat itu, dia berencana pindah sebulan kemudian. Tapi setelah pindah, Fatimah tewas dengan tiba-tiba, Bunuh diri dikamar kost barunya.

" Aku ndak mau mati" Kata Hannah.
"Jadi kita harus bagaimana?
" Waspada saja" kata Hannah.

Hannah menasehati agar Dayang tidak terlalu banyak berhubungan dengan Bu Sum dan menghindari makanan yang di berikan Bu Sum. Jaga-jaga takut makanannya ada apa-apanya.

Suatu malam Dayang mendengar orang menangis. Kali ini Dayang tidak berani keluar. Tapi tangis itu semakin kencang. Dayang pun memutuskan untuk keluar. Asap mengepul dari kamar Bu Sum. Aroma Dupa menyebar. Putri keluar dari kamar Bu Sum. JokerDana
" Ada apa?" Tanya Dayang.
" Sudah, Masuklah"' kata Putri.

Dayang kembali masuk ke dalam kamarnya. Dirumah itu seolah-olah ada dua Kubu. Kubu Hannah dan Dayang juga Kubu Putri dan Bu Sum. Dayang tidak tahu apa yang harus dia perbuat.

3 malam kemudian, seisi rumah Heboh. Hannah teriak Kencang, itu sekitar jam 3 pagi. Dayang, Putri dan Bu Sum keluar kamar bersamaan.

"Persetan kalau ibu mau bunuh saya. Besok saya akan keluar dari rumah ini!" seru Hannah.
" Bunuh? Siapa yang mau Bunuh kamu ?" tanya Bu Sum Heran.
" Saya tahu ada iblis dirumah ini, Selama ini saya takut untuk pindah, tapi sekarang saya menyerah. Saya tidak peduli kalau saya harus mati" kata Hannah
" Ngomong apa kamu Hannah?" Bu Sum tampak Kaget.

Putri lalu membawakan Gelas berisi air ke Hannah.
" Minum dulu kak, coba tenangin dirinya terlebih dahulu" kata Putri
" Halah, kamu itu juga uda bersekutu sama Bu Sum. Kamu beri apa minuman saya ini?"|
" Astagfirullah Hannah. Ngomong apa kamu ini?" Bu Sum tampak emosi
" Sudah Hannah, ayo duduk dulu" Kata Dayang.

Jadi ini yang dialami oleh Hannah.

Kalau cuma suara-suara bukan hal yang baru untuk Hannah. Tapi Gangguan yang dia alami malam ini berbeda. Malam itu Hannah tidak dapat tidur. Sejak membaringkan badan, ia merasa sangat Gelisah. Setiap dia berusaha tidur, ia merasa ada sesuatu yang memperhatikannya. 
Apalagi di langit2 kamarnya ada triplek yang Jebol. Membuat lubang segiempat itu terlihat semakin menyeramkan.  JokerDana

Pada pukul 12 malam, Hannah mendengar tawa dari lubang itu, ia melihat sepasang mata mengawasinya. Lalu dari langit2 kamarnya menetes sesuatu. Warnanya merah seperti tetesan darah. Tetapi aneh nya tidak ada genangan darah di Lantai. Yang bisa Hannah lakukan hanyalah melawan ketakutan. 

Ia percaya Bu Sum adalah dalang dari semua ini, jadi dia tidak mungkin mengadu ke Bu Sum. Maka Hannah merapatkan selimut dan berharap dia bisa kembali tidur. Tapi dia tetap tidak bisa tidur. Dia seperti mendengar suara bisikan ditelinganya. Tak jelas, tak juga dimengerti. lalu Hannah sempat tertidur sebentar.

Namun dia tiba-tiba terbangun merasakan tubuhnya terasa berat. Ketika ia membuka mata, didepannya tampak makhluk paling mengerikan yang pernah ia lihat. Rambutnya mengembang, mukanya gelap, matanya merah, lidahnya menjuntai.

Sekian detik merasakan makhluk itu menekan badannya, Hannah berusaha merafal doa yang ia bisa. Ia menutup mata tapi saat dibuka, makhluk itu masih ada di sana. Ia meraung dan berusaha melawan. lalu saat meraung, Makhluk itu hilang begitu saja. Hannah berlari keluar.

Malam itu Hannah terbuka soal praduganya kepada Bu Sum, Bu Sum mendengar dengan seksama.

"Meninggalnya Fatimah tidak ada urusan nya dengan saya, tapi soal rumah ini sepertinya saya perlu bercerita." kata Bu Sum. JokerDana

Jadi rumah itu diwariskan mendiang suaminya kepada Bu Sum. Bu Sum adalah istri keduanya, dengan jarak usia mereka yang cukup jauh. Dari Istri sebelumnya yang sudah meninggal, dia punya 3 anak, Perempuan semua.

Bu Sum memberlakukan anak-anak itu dengan baik. Tapi pada saat suaminya meninggal, ketiga anak itu tidak terima rumah itu diwariskan kepada Bu Sum. Bu Sum sendiri tidak punya keluarga karena ia yatim piatu sejak kecil.  

Rumah itu satu2nya tempat dia tinggal. Tapi ketiga anaknya yang sudah berkeluarga bersikeras rumah itu mau dijual. Ketiga anak itu juga tidak mau menghidupi Bu Sum. Sedangkan Bu Sum sudah tidak dapat bekerja, makanya ia buka Kost-an.

Tapi ternyata ada anaknya yang kirim "Sesuatu" ke rumahnya. Gangguannya bukan Fisik, tapi mental. Bu Sum mendengar semua gangguan itu. tapi ia tidak mau kehilangan penyewa sehingga ia berpura-pura tidak tahu.

Jika Bu Sum memberi tahu ke anak Kost-an, pasti pada pindah semua. Bu Sum tidak tahu cara menyambung hidup. Intinya gangguan itu dikirim agar rumah itu dikosongkan dan bisa dijual. Bu Sum tidak mau menyerah karena rumah itu adalah Hak nya, Peninggalan suami nya yang ia sayangi.

" Saya mencintai rumah ini seperti saya mencintai suami saya dan anak-anak saya" kata Bu Sum.
" Mereka merendahkan saya karena saya hanya ibu tiri, tapi kasih sayang saya pada mereka seperti menyayangi anak sendiri" sambung Bu Sum

Hannah, Putri dan Dayang menyimak cerita Bu Sum. Putri sudah tahu cerita ini duluan sehingga dia tidak Kaget. JokerDana

" Jadi Ibu gak berusaha melawan "kiriman" itu bu? tanya Dayang.
" sudah, saya sudah mencari orang pintar. Tapi serangannya terlalu kuat dan semakin menjadi-jadi" kata Bu Sum.
" Lalu apa yang mau Ibu lakukan ?
" Saya menyerah neng. Biarlah rumah ini dijual. saya mau ikut Putri ke Kampung"

Jadi asap dupa waktu itu adalah upaya Bu Sum dan Putri melawan sesuai saran orang pintar tapi Gagal. dan mereka berdua sering berdiskusi. Bu Sum akhirnya sepakat buat ikut ke kampung Putri. Putri capek dikota, dia mau bertani.

Tiga bulan kemudian mreka masih mendiami rumah itu. Dayang cerita semuanya ke bapak ny dan menurut bapaknya sebenarnya itu bisa dilawan. Tapi akan percuma saja jika nanti dikirim santet lagi. 

Mereka masih menghadapi gangguan, tapi sudah lebih siap. Semua gangguan mereka acuhkan. Hannah yang tidak kuat sudah pindah duluan. Bapak dayang tidak meminta kembali uang nya karena dia mengerti untuk keadaannya. Dayang menemukan Kost-an baru dan rumah ini bena-benar ditinggalkan. JokerDana

Jadi secara kejadian memang tak terlalu menyeramkan. Tapi cukup mengganggu mental. Karena sebenarnya penghuni rumah itu sering dibuat ketempelan setan. Setahun setelah Kosong, rumah itu dirobohkan dan dijadikan ruko. Sepertinya benar sudah berpindah tangan. Tapi anehnya, setiap melewati ruko itu, Dayang masih sering merinding. 

Begitulah cerita dayang ke saya. Cerita yang sederhana, tapi cukup membuat saya ngeri membayangkan serakahnya manusia atas harta. Dilakukan apa saja walau harus berlaku licik pada orang tua.

Selamat Menikmati. (*)