Jumat, 31 Juli 2020

DiBalik Dinding Rumah Sakit Part 1

DiBalik Dinding Rumah Sakit Part 1

DiBalik Dinding Rumah Sakit Part 1

Namaku Rida, aku bekerja sebagai perawat salah satu Rumah Sakit yang ada di Pusat Kota Bandung. Sudah kira-kira lima tahun menjalani profesi ini, pekerjaan yang memang sudah menjadi cita-cita sedari kecil. Termasuk pekerjaan yang menurutku sangat mulia.

Aku sangat menikmati melakukan pekerjaan ini , nyaris semuanya ku lakukan dengan senang hati. Aku suka pekerjaan nya, aku suka rekan-rekan sejawat, aku suka lingkungannya, aku suka semuanya. Nyaris semuanya.

Rumah sakit tempatku bekerja ini adalah rumah sakit yang sudah lama berdiri, cukup tua usianya. Iya, Layaknya bangunan tua yang ada di kota Bandung, Tentu saja masih ber-arsitektur Belanda. Di beberapa sudutnya di biarkan apa ada nya, tidak pernah di renovasi sedikit pun, hanya cat nya saja yang terus di perbaharui. JokerDana

Menurut Sejarahnya, waktu pertama kali di bangun Rumah Sakit ini hanya memiliki satu gedung dan satu Lantai saja. Sekarang sudah memiliki beberapa gedung dalam satu kawasan, salah satu gedung nya terdiri dari tujuh lantai. Rumah Sakit yang sangat luas cukup terkenal juga.

Aku akan menceritakan salah satu kejadian yang pernah aku alami di rumah sakit ini. dan tentu saja kejadiannya sangat menyeramkan.

Ibu Juwita, salah satu dari beberapa pasien yang aku ingat sampai sekarang. Salah satu alasannya karena Beliau cukup lama di rawat selama kurang lebih dua bulan, sampai akhirnya takdir berkata lain. Ajal menjemput Beliau di ruang rawat inap.

Selama dua bulan masa perawatan, kami para perawat sudah cukup akrab dengannya, kebetulan juga Ibu Juwita orang yang sangat ramah, senang bersenda gurau dan berbincang. JokerDana

ketika masuk rumah sakit, Ibu Juwita berumur 69 tahun, Tubuhnya kurus dengan rambut panjang sudah memutih. Penyakit yang dideritanya cukupe berat dan juga Komplikasi. Kebetulan aku yang pertama kali menangani dan merawat beliau setelah keluar dari penanganan UGD.

Ruang yang Ibu Juwita gunakan adalah ruangan VIP, Satu ruangan hanya di huni oleh satu pasien. Didalamnya tersedia sofa dan meja untuk keluarga yang ingin menemani. Dengan telaten aku merawatnya pada malam pertama mempersiapkan seluruh kebutuhan yang di perlukan.

Hanya ada dia anggota keluarga yang menemani, satu laki-laki berumur 40-an dan satu perempuan berumur sekitar 25 tahun. Yang laki-laki berdiri di samping tempat tidur sambil terus berbincang dengan Ibu Juwita, sementara yang perempuan duduk di sofa sambil terus-terusan emmainkan ponsel yang ada di tangannya.  JokerDana

" Sudah ya Bu, sekarang ibu istirahat. Saya berada di ruang perawat tidak jauh dari sini, kalau ada yang diperlukan ibu tinggal tekan tombol yang ada di sebelah tempat tidur, saya langsung datang"

" Terima Kasih ya neng." Jawab Ibu Juwita dengan senyuman.

Setelah itu aku langsung keluar berjalan menuju ruang perawat yang berada di ujung lorong. Ruangan Ibu Juwita dan Ruang perawat berjarak 30 meter. Ruang Rawat inap ini berada di gedung paling besar kedua, bangunan yang cukup tua usianya.
Malam itu yang bertugas hanya aku dan dua teman perawat, Ida dan Riana. Aku duduk sendirian di meja peawat yang berada di depan ruangan, sementara Ida dan Riana masih berkeliling ke ruangan Pasien.

Sekitar jam sebelas malam, Pintu akamr Ibu Juwita terbuka, Kemudian dua anggota keluarga yang sejak awal menemani keluar dari ruangan. JokerDana

" Suster, saya titip ibu saya ya. kami hanya bisa menemani sampai disini, Besok kami datang lagi." Begitu ucap sang lelaki yang belakangan aku tahu kalau dia adalah anak dari Ibu Juwita.

" Baiklah Pak," Jawabku dengan ramah. Kemudian mereka Pulang.

Sendirian aku duduk di meja depan ruang perawat, sementara Ida dan Riana berada di dalam ruangan yang tepat berada di belakangku. Lorong Kosong panjang menjadi pemandangan yang aku lihat di depan, Kanan dan Kirinya berbasis pintu ruang rawat inap yang gak semuanya terisi, hanya beberapa saja. Sangat sepi dan hening, situasi yang sudah biasa aku dan teman-teman rasakan apabila sedang tugas malam.

Waktu itu sudah hampir jam satu malam ketika aku harus berkeliling mengunjungi pasien satu persatu. Ibu Juwita berada pada ruangan yang letaknya nomor dua dari ujung, aku sengaja mengunjunginya paling terakhir.

Ketika tepat berdiri di depan kamar, dari jendela aku dapat melihat kalau lampunya masih menyala terang. Sebelum membuka pintu, aku terdiam sebentar karena mendengar sesuatu. Senandung nyanyian tembang Jawa terdengar sayup-sayup dari dalam. Lalu aku mengetuk pintu sebelum membukanya. JokerDana

Ternayat Ibu Juwita yang sedang bernyanyi, nyanyian tembang lagu jawa.

" Selamat malam Bu, kok belum tidur?" tanyaku dengan ramah.
" Iya neng, Belum ngantuk. Supaya cepat ngantuk biasanya saya bernyanyi dulu, Gak mengganggu kan ya neng?" Ibu Juwita membalas ku sapaku dengan senyumannya.
" Gak apa-apa bu, tapi ibu harus beristirahat supaya lekas sembuh."

Selanjutnya aku menemaninya untuk beberapa saat. Dalam perbincangan yang cukup sinkat itu dia becerita sedikit tentang keluarganya. Bercerita dengan nafas yang beberapa kalo tersengal, dia bilang kalau tadi yang menemani di ruangan adalah anak laki-lakinya yang nomor dua , yang perempuan itu istrinya, menantu Ibu Juwita.

Anak pertama bekerja di luar negeri, sedangkan yang bungsu perempuan, tinggal di surabaya bersama suaminya. Ibu Juwita sendiri perempuan kelahiran Semarang, bertahun-tahun tinggal di Bandung karena mengikuti sang suami yang bertugas di Kota Kembang ini. JokerDana

Suaminya sudah lama meninggal dan sepeninggal suami nya dia tinggal di rumah anak laki-lakinya yang nomor dua, yang sebelumnya menemani di dalam ruangan.

Cukup lama aku mendengarkan beliau yang tampaknya senang bercerita, hingga akhirnya aku sedikit memaksanya untuk beristirahat.

"Lampu saya redupkan yah Bu, Kalau ada apa-apa silahkan tekan tombol panggilan."

Setelah nya aku keluar, Kembali keruang Perawat. Itu malam Pertama aku kenal dengan Ibu Juwita.

Kondisi Ibu Juwita yang naik turun memaksanya untuk terus di rawat inap, Beberapa kali kondisinya sempat sangat menurun karena komplikasi penyakit yang di alaminya. Sudah nyaris dua bulan masa perawatan, membuat kami sebagai perawat menjadi semakin akrab dengan beliau.

Belakangan kami tahu kalau ketiga anak-anaknya termasuk orang berada, biaya rumah sakit sepertinya bukan masalah buat mereka. Tapi hanya anak lelaki nomor dua yang sering terlihat datang mengunjungi, Itupun hanya beberapa kali dalam seminggu, bisa dihitung dengan jari. Anak perempuan yang tinggal di Surabaya hanya datang dua kali, aku ingat betul. Sedangkan anak pertama yang sama sekali tidak pernah terlihat.

Ibu Juwita lebih banyak sendirian, hanya kami perawat yang setia menemani. Kami juga jadi terbuasa mendengar sayuo-sayup senandung tembang Jawa yang Beliau nyanyikan sebelum tidur, Hampir setiap malam.

Hingga akhirnya pada suatu malam di bulan Maret, karena kondisinya suidah sangat amat lemah dan sudah tidak tertolong lagi, beliau menghembuskan nafas terakhir. Ibu Juwita meninggal dunia.

Singkat cerita, ketika jenazah Ibu Juwita sudah di bawa pulang oleh keluarga, ruangan tempatnya dirawat kami bereskan lagi menjadi seperti semula.  JokerDana

Kami yang merawatnya selama beliau di Rumah Sakit tentu saja merasa kehilangan sosok yang ramah dan baik itu harus pergi untuk selamanya karena kondisi yang memang sudah sangat berat untuk sembuh. Salah satu bagian terberat dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Pada suatu malam, hari itu jam satu malam, Bel ruangan nomor sebelas berbunyi pertanda kalau pasien didalamnya memerlukan bantuan. Aku langsung bergegas ke ruangan itu. Pasien ruangan nomor sebelas kali ini berumut 42 tahun, Pasien korban kecelakaan.

" Ada yang bisa saya bantu pak?" Ucapku ketika sudah berada didalam.

Perlahan dia menggenggam dan menarik tanganku agar aku jadi lebih mendekat lagi. Setelah cukup dekat, dengan suara nyaris berbisik dia bilang,

" Ada suara perempuan bernyanyi di kamar mandi sus.."

Cukup kaget aku mendengarnya, tapi dengan tenang aku bilang.
" Itu mungkin suara dari televisi pak,"
Lalu aku berjalan ke kamar mandi dan membuka pintunya, kosong tidak ada siapa-siapa.
"Tuh pak, kosong. Bapak istirahat saja yah supaya lekas membaik."
Bapak itu hanya diam sambil masih tetap menunjukkan raut wajah Was-was. Setelah itu aku keluar kembali ke meja perawat. JokerDana

Itu salah satu cerita pasien yang kebetulan dirawat dikamar nomor 11, kamar yang beberapa minggu sebelumnya dihuni oleh almarhumah Ibu Juwita. Cerita selanjutnya di Part.2 yah ^^
Selamat Menikmati. (*)

Kamis, 30 Juli 2020

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja Part 3

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja Part 3

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja Part 3


Cerita Kondisi Kantor Selepas Jam kerja kita lanjut ke Part 3 yah. Yuk langsung aja !!

Seperti biasa Ketika mendapatkan giliran jaga malam, aku hrus berkeliling patrol ke seluruh Gedung. Setiap sudut Gedung harus di kunjungi termasuk dengan basement dua. Walaupun takut kami tetap harus memeriksanya. JokerDana

Di basement dua ini juga ada toilet yang letaknya di sudut bangunan, arah ke kanan dari Lift. Toilet ini termasuk jarang ada orang yang menggunakannya, apalagi di malam hari. Orang-orang lebih memilih untuk menggunakan toilet yang lain nya. Namun walaupun demikian, Kebersihan toilet ini tetap terjaga, karena secara rutin selalu di bersihkan.

Pada malam itu basement dua adalah bagian Gedung paling terakhir yang aku periksa. Aku berjalan mengelilingi setiap sudutnya. Ada beberapa kendaraan terlihat masih terparkir di beberapa tempat. Suasana nya sangat sepi, tidak ada seorang pun yang terlihat.

Hingga pada akhir nya aku harus melewati toilet. Pintunya tertutup rapat Ketika melintas di depannya, melihat hal tersebut aku pun melanjutkan berjalan menuju ke basement satu.

Tapi Ketika sudah beberapa Langkah menjauh dari toilet, tiba-tiba aku mendengar sesuatu. Ada suara pintu yang terbuka dan aku yakin itu suara pintu toilet karena pintu yang terdekat hanya pintu toilet itu saja. Aku langsung menoleh ke arah toilet dan benar saja. Pintunya terbuka dan perlahan menutup dengan sendirinya.

Tanpa ada rasa curiga sedikitpun, aku berjalan mendekat ke toilet. Sesampainya di depan Toilet, aku menahan pintu agar tetap terbuka dan melihat ke dalam.

“Masih ada orang di dalam?” Aku memberanikan diri bersuara

Tidak ada Jawaban. Pandanganku hanya bisa melihat Sebagian kecil ke dalam Toilet karena terhalang tembok yang berada di depan pintu. Aku tidak melihat ada siapa-siapa. Sepertinya Kosong. JokerDana

“Ah sekalian saja aku buang air kecil di dalam “ Begitu pikirku dalam hati.

Ternyata itu keputusan yang salah. Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam tanpa ada rasa yang aneh. Pintu Toilet aku biarkan terbuka, entah kenapa aku melakukan hal itu. Kemudian aku menuju tempat buang air kecil dan buang air kecil di situ.

Setelah selesai, aku pun menuju wastafel dan mencuci tangan. Ada dua wastafel yang berbaris sejajar dan didepannya ada cermin besar memanjang..

Hmmm.


Ketika mencuci tangan inilah ada sesuatu yang terjadi, sesuatu yang sangat mengerikan. Didalam toilet ini ada tiga bilik tertutup yang berbaris dan letaknya didepan wastafel., di belakang aku berdiri yang sedang mencuci tangan. JokerDana

Ketika aku sedang mencuci tangan, Pintu salah satu bilik itu pelan-pelan terbuka. Bilik yang letaknya tepat di belakang aku berdiri. Aku dapat melihat kejadian itu dengan jelas melalui cermin besar yang ada di hadapanku.

Seperti terhipnotis, aku terus memperhatikan Gerakan pintu yang perlahan terbuka. Hingga akhirnya pintu benar-benar terbuka lebar. Tubuhku lemas, Tulang-tulang seperti lepas dari engselnya.

Didalam bilik toilet itu aku melihat pocong sedang berdiri dia,. Pocong setinggi manusia normal. Balutan kain kafan lusuh cukup jelas terlihat. Namun pada baguan kepala, kain kafan itu terbuka sedikit pada bagian wajahnya. Wajah Hitam legam, aku gak bisa melihat detailnya, karena cahaya toilet cukup remang.

Setelah tersadar dan nyali sudah sedikit terkumpul, aku bergeser pelan ke arah pintu. Sesampainya di pintu aku langsung berlari ke luar menuju basement satu, ke ruangan sekuriti. JokerDana

Itu adalah Part 3 untuk serial “ Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja”.
Semoga bisa dinikmati.


Selasa, 28 Juli 2020

Kondisi Kantor Selepas Jam kerja Part.2

Kondisi Kantor Selepas Jam kerja Part.2

Kondisi Kantor Selepas Jam kerja Part.2

Cerita Kondisi Kantor Selepas Jam kerja kita lanjut ke Part 2 yah. Yuk langsung aja !!

Basement kedua adalah salah satu bagian Gedung yang cukup menyeramkan Banyak kejadian aneh dan menakutkan yang pernah terjadi di tempat ini. Tidak Cuma sekuriti dan Office Boy saja, tetapi Karyawan dan Karyawati yang bekerja di Gedung ini pun sering mengalami kejadian seram.

Basement satu dan dua hanya diisi oleh mobil, sementara motor parkir di lapangan luas di bagian belakang Gedung. Kami sebagai sekuriti biasanya memang mengarahkan parkir mobil di basement satu terlebih dahulu, dan setelah penuh baru kami alihkan ke basement dua.

Di Basement satu dan dua, Pengelola Gedung menyiapkan ruangan khusus sebagai ruang tunggu supir, tempat yang cukup nyaman untuk supir beristirahat dan melepas Lelah. Tapi mayoritas supir tidak mau menunggu di ruang tunggu Basement dua, apalagi jika supir supir yang sudah sering mengunjungi Gedung ini, mereka akan lebih memilih untuk ke ruang tunggu di basement satu.

Yah karena tadi itu, Basement dua cukup menyeramkan menurut mereka. Ada yang bilang ada Kuntilanaknya, ada yang bilang ada Pocongnya, ada yang bilang ada anak anak kecil berkeliaran, Macam-Macam.

Basement dua ini cukup luas dan dapat menampung banyak sekali kendaraan. Kalau kami sedang patroli di sana, biasanya menghabiskan waktu sekitar lima belas menit untuk mengelilinginya.

Keadaannya bersih karena memang selalu ada petugas yang membersihkannya setiap sore. Tapi karena memang tidak pernah terpapar sinar matahari, jadi udaranya sangat lembab walaupun sudah ada kipas ventilasi di beberapa sudut ruangannya. Dan seperti Basement Gedung pada umumnya, tiang-tiang pancang pondasi Gedung berbaris berdiri kokoh menghiasi Basement. JokerDana

Marco,27 Tahun Karyawan Pukul 20.00 WIB
Hari yang cukup  Melelahkan , sangat menguras tenaga dan pikiran. Pak Bos sedang sensitive hari ini, Target kerja gw belum tercapai padahal sudah masuk minggu keempat.

Target..Target.. Target..

Itu yang ada di pikiran gw selama nyaris 24 jam , terkadang dalam mimpi pun gw masih dikejar Target. Beginilah nasib menjadi Budak Korporat.

Tapi Syukurlah hari ini sudah berakhir. Gw bisa pulang dan beristirahat. Jam 10 malam kantor gw yang ada dilantai sebelas sudah sepi, sangat sepi malah. Setelah Celingak celinguk ke kanan kiri depan belakang, gw baru sadar kalau gw sendirian di ruangan yang besar ini.

Ya sudah, gw memutuskan untuk membereskan meja dan bersiap untuk pulang. Sebagian besar lampu sudah dalam keadaan mati, hanya lampu dekat gw aja yang masih menyala.

Gw memang cukup sering pulang paling terakhir dan malam psatinya, tapi paling sering hanya sampai jam Sembilan malam. Jarang sekali gw pulang lebih dari jam Sembilan seperti mala mini karena gw agak kurang nyaman dengan situasi Gedung klo sudah semakin malam. Lagipula jam Sembilan biasa nya sekuriti dan OB kantor sudah pada pulang semua. JokerDana

Beberapa kali gw merasakan sesuatu yang aneh dan cukup menyeramkan di ruangan tempat gw kerja ini. Gw takut makanya gw menghindari pulang lewat dari jam Sembilan kecuali terpaksa.

Gw menarik badan ke belakang, Meregangkan dan melemaskan otot seluruh tubuh setelah seharian cukup tegang. Setelah itu gw berdiri dan kemudian meraih tas, gw mau pulang. Namun tiba tiba didepan pintu ruangan, gw melihat ada perempuan yang berjalan melintas.

Ah, Syukurlah ada teman turun.” Begitu pikir gw dalam hati.

Pintu ruangan itu berjarak sekitar 30 meter dari meja tempat gw duduk, cukup jauh memang. Makanya setengah berlari gw bergegas ke pintu keluar untuk kemudian menuju Lift.

“Ting..”

Lift belum terlihat dari tempat gw yang masih sedang berjalan tapisudah terdengar suara pintunya terbuka. Gw berpikir, perempuan yang tadi melintas didepan pintu yang membuka Lift. Akhirnya pintu lift sudah terlihat. Walaupun dari samping, gw dapat melihat kalau lift sudah terbuka pintunya. JokerDana

“Mbak, Tolong tahan pintunya ya.”
Setengah berteriak untuk meminta perempuan yang ada di dalam untuk menahan Lift dan menunggu gw yang masih berjarak belasan meter. Ketika sudah sampai di depan Lift, gw kaget.. 

Kenapa?

Karena Lift ternyata dalam keadaan kosong. Loh?? Kemana perempuan tadi?Gw melihat kekanan kiri, tidak ada siapa-siapa, Sepi..

Tiba-tiba gw merinding, perasaan gw gak enak. Gw langsung masuk ke dalam Lift dan menutupi Pintunya. Dan Lift pun bergerak turun. Gw masih bingung, kemana perempuan itu?
Karena walaupun hanya sekilas, tapi gw yakin dengan keberadaan perempuan berambut Panjang yang melintas di depan ruangan tadi. Ah sudahlah…

“Ting..”

Pintu Lift terbuka di basement dua, tempat gw memarkirkan kendaraan. Gw paling anti sebenarnya parkir debasement dua ini. Ngeri..!!
Selalu sepi, apalagi kalau sudah malam seperti ini. Karena tadi pagi gw terlambat datang yang membuat gw dengan terpaksa harus parkir di basement dua. JokerDana

Dan benar saja. Basement dua yang sangat luas ini hanya tinggal beberapa kendaraan yang masih terlihat parkir. Sepi, Tidak ada satu orang pun yang terlihat. Seperti Basement pada umumnya, Penerangan di basement ini juga hanya seadanya, cahayanya redup remang.

Jarak antara lift dan mobil gw cukup jauh, banyak Langkah kaki yang harus gw lakukan untuk sampai ke mobil. Gw melangkah benar-benar sendirian, hanya Langkah kaki gw aja yang terdengar memecahkan kesunyian.
Tapi Ketika baru setengah perjalanan, tiba-tiba gw mendengar seperti ada suara Langkah kaki yang mengikuti dari belakang. Refleks, gw menoleh ke arah suara.
Tapi tidak ada siapa-siapa, gw masih sendirian. Tidak mau ambil pusing, gw lanjut berjalan. Sekali lagi hanya Langkah kaki gw aja yang terdengar. JokerDana

Tapi Tiba-tiba suara Langkah kaki di belakang terdengar lagi. Lagi-lagi gw menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa. Saat itulah gw mulai merinding, perasaan gw mulai gak enak karena jelas jelas suara Langkah kaki itu terdengar dari belakang. Suara Langkah kaki yang terdengar seperti Langkah kaki perempuan menggunakan sepatu hak tinggi.

“Tak..Tok..Tak..Tok..” seperti itu kira-kira terdengarnya.

Gw lanjut melangkah, kali ini dengan mempercepat laju jalan. JokerDana

“Tak..Tok..Tak..Tok..”

Suara itu terdengar lagi, terus mengikuti gw dari belakang. Gw ketakutan dan gw setengah berlari menuju mobil. Ketika pada akhirnya sudah sampai di mobil, sebelum membuka pintu gw sempatkan melirik ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Sepi dan Kosong.

Pintu gw tutup Ketika sudah duduk dibelakang kemudi. Sambil memanaskan mesin mobil sebentar, gw arahkan pandangan ke sekeliling. Benar-benar sepi dan kosong.

“ Sial, bikin takut aja..” begitu guman gw dalam hati

Lalu gw menjalankan mobil perlahan menuju basement satu. Tapi ada yang aneh, perasaan gw masih gak enak, ada apa ya ? Gw kaget, badan gw lemas, gw ketakutan Ketika secara tak sengaja gw melirik ke kaca spion mobil yang di dalam.

Kenapa? Ada apa?

Ternyata dari pantulan kaca spion, gw melihat ada perempuan yang sedang duduk di kursi belakang di sebelah kiri. Gw gak sendirian. Gw yakin kalau gw gak sedang berhalusinasi, perempuan itu benar benar terlihat mata dan Sebagian wajahnya. Matanya sama menatap kearah kaca spion, dengan wajahnya yang pucat tapi terlihat tersenyum kecil.

Gw langsung merubah posisi duduk menjadi lebih dekat ke kemudi dan gw gak mau melihat spion lagi. Sungguh perjalanan meuju basement satu yang sangat lama. Gak lama kemudian tercium wangi parfum wanita, sangat kuat tercium. JokerDana

Gw mempercepat laju mobil yang akhirnya sampai juga di basement satu. Untunglah di ujung basement gw melihat satu orang sekuriti sedang berdiri di depan ruangannya. Gw menghentikan mobil di depan sekuriti kemudian langsung turun dari mobil.

“Eh, Mas Marco baru pulang mas?”
Sekuriti itu bernama Yono dan gw cukup mengenalnya.

“Iya mas Yono..”
“ Kok kayak panik gitu mas, ada apa mas Marco?”

Gw menyulut sebatang Rokok kemudian bilang ” Ada hantu perempuan di belakang mobil mas.”
Mas Yono langsung memeriksa mobil. Membuka pintu belakangnya.
“ Gak ada Mas, kosong,,” begitu katanya.

Setelah sudah cukup Tenang, gw ceritakan seluruh kejadiannya kepada mas Yono saat itu juga. Sejak saat itu gw gak pernah mau Lagi parkir di Basement dua. Kapok..

Itu adalah Part 2 untuk serial “ Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja”.

Semoga bisa dinikmati.













Senin, 27 Juli 2020

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja

Mengisahkan tentang “ Geliat Aktifitas “ digedung perkantoran selepas jam kerja. Gedung yang letaknya di tengah tengah kota Jakarta. Kisah nya di alami oleh mas Yono dkk yang pernah bekerja di Gudang tersebut sebagai sekuriti.

Jam satu lewat Tengah Malam~
23
22
21
20
19
18
Lift berhenti bergerak..
“ Ting…”

Pintu Lift terbuka dengan sendirinya di lantai 18, padahal aku gak menekan tombolnya tadi.

Gelap, Lantai 18 ini sangat gelap, Penerangan hanya bersumber dari cahaya lampu dari dalam lift yang isinya hanya ada aku sendirian. Sangat berat kaki untuk melangkah, Kejadian yang pernah terjadi beberapa minggu lalu membuatku berpikir seribu kali untuk melongokkan kepala sekedar hanya untuk melihat keadaan. JokerDana

Pintu Lift dalam keadaan terbuka. Dan dari tempatku berdiri, aku menjulurkan tangan semaksimal mungkin meraih tombol untuk menutupnya. Tombol berhasil kujangkau, lalu ku tekan beberapa kali, namun pintu lift tetap saja gak mau menutup. Aku mendekat ke Pintu, mencoba sekali lagi menekan tombol penutup, kutekan beberapa kali.

Gak ada pergerakan dari pintu, tetap dalam keadaan terbuka.

“ Apa rusak lift ini?” Dalam kesendirian itu aku bergumam dalam hati
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

TIba-tiba terdengar suara Langkah bersepatu, suara Langkah kaki yang berjalan di atas lantai berlapis karpet. Aku melihat ke kanan dan ke kiri. Dalam gelap aku tidak melihat apa-apa, hanya lantai kosong dengan beberapa ruangan yang tertutup pintunya.

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Suara Langkah itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas, lebih dekat. Seperti ada orang yang berjalan mendekat kea rah Lift, kearah tempatku berdiri. Aku merinding, lalu mundur beberapa Langkah untuk Kembali masuk. Aku tekan Kembali tombol penutup. Syukurlah lift akhirnya tertutup juga dan bergerak turun. Sambil menunduk, aku menghela napas Panjang.

“ Gak ada apa-apa, aman, alhamdulillah..” Begitu ucapku dalam hati.

Namun sekonyong-konyongnya hidupku mencium sesuatu. Wangi parfum Pria tiba-tiba semerbak tercium di dalam Lift. Aku langsung mengadahkan wajah dari posisi menunduk. Posisiku dekat dan menghadap pintu, Aku terdiam. Badanku lemas sekujur tubuh dan merinding ketakutan.

Dari Pantulan cermin di pintu Lift, aku melihat ada seseorang yang sedang berdiri tepat di belakang, ternyata aku gak sendirian.

Seorang laki-laki dengan tinggi badan nyaris sama denganku, berkemeja biru muda, dasi dan celana hitam. Dia menunduk, gak menampakkan wajah. JokerDana

Kapan dia masuk ke dalam Lift??

Sebuah pertanyaan yang sulit untuk di jawab, karena sejak dari Basement hingga ke lantai paling atas tadi aku patrol sendirian, benar benar sendirian. Sampai Ketika harus turun Kembali, aku tetap sendirian. Dan Gedung seharusnya sudah dalam keadaan kosong.

Aku hanya diam, tidak berani menyapa ataupun mengajaknya berbicara. Wangi parfum tubuhnya terus saja menyeruak memenuhi seisi Lift, membuat lift ini semakin kelu. Gerakan lift menuju Basement pun terasa sangat Lambat.

Tiba-tiba dia mengangkat wajah. Wajah nya pucat dengan lingkar hitam tipis di sekeliling kedua matanya.

“ Saya turun dilantai 3 ya pak.” Suara pelan keluar dari mulut nya.

Tanpa basa basi aku langusng menekan tombol lantai 3. Tubuhku gemetar ketakutan, siapa orang ini? Mau apa dia ke lantai tiga? Beberapa menit kemudian yang cukup lama, sampai akhirnya pintu lift terbuka di lantai 3.

“Permisi pak… terima kasih “

Aku langsung bergeser ke kiri merapat ke dinding lift, membiarkannya berjalan keluar. Langkahnya sangat pelan, seperti orang yang sedang merasakan sakit di sekujur badannya.

Seperti Lantai yang lainnya, Lantai 3 juga sangat gelap, hanya lampu dari dalam lift yang menjadi sumber penerangan. Lelaki itu berjalan keluar dan melangkah ke arah kiri, sementara aku hanya memperhatikan tanpa berani melongokkan kepala untuk melihat kemana dia berjalan. Aku gak mau tahu .!!!

Dengan cepat aku menekan tombol menutup lift, aku tekan dengan keras dan berulang-ulang dengan harapan pintu segera tertutup. Gak ,,,ternyata tidak semudah itu..

Pintu Lift tetap terbuka selama beberapa lama, aku tetap bersandar disisi kiri sambil terus menekan tombol, aku tidak berani melihat keluar.

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Suara Langkah itu terdengar lagi, Langkah yang mendekati lift. Aku ketakutan, sambil terus menekan tombol penutup berulang-ulang. Aku Panik.

Syukurlah. Pintu lift akhirnya tertutup, kemudian bergerak kebawah. Aku terduduk lemas dan masih ketakutan. JokerDana

TING!!

Pintu Lift terbuka

“Ngapain lu duduk di bawah Yon?1 Liat setan lagi ya?”

Ternyata Amir , dia berdiri di depan lift sambil cengegesan.

“ Ayo Mir kita ke pos saja”

Kami langsung bergegas berjalan ke pos sekuriti yang letak nya ada di Basement..

Pada malam itu , aku Bersama Amir, Rony, dan Hamdan kebagian tugas jaga malam. Memang hanya empat personil yang di wajibkan bekerja pada saat itu. Amir seharusnya berada di pos memperhatikan CCTV yang kameranya berada nyaris di setiap sudut Gedung, dari basement sampai kelantai paling atas.

Hamdan dan Rony bertugas di pos jaga depan memperhatikan lingkungan luar di sekitar Gedung. Malam itu aku sedang kebagian tugas berpatroli keliling bagian dalam, Lantai demi lantai, ruangan demi ruangan harus di periksa semuanya. Patroli ini harus di lakukan dalam skala waktu tertentu. Amir adalah Team Leader saat itu.

Ruangan sekuriti berada di Basement satu, Ruangan nya gak terlalu besar , berisi beberapa meja dan lemari. Toilet berada di luar ruangan , tetapi masih di Basement juga.

Didalamnya terdapat beberapa monitor CCTV yang cukup besar, lewat layer monitor itulah kami dapat melihat nyaris setiap sudut Gedung lewat kamera CCTV yang tertancap di sudut Gedung juga. Nyaris gak ada sudut yang gak bisa kami monitor karena semuanya terlihat.

“ Lo liat apa Yon ?” Amir membuka omongan Ketika kami sudah duduk di depan monitor.

“Lantai 18 lagi Mir..” Jawabku setelah sudah sedikit dapat mengatur napas.
“ Ada apa sih?? Penasaran G..”

Amir langsung menuju ke monitr computer yang ada di hadapannya. Di monitor itu kami dapat melihat Kembali rekaman cctv yang terjadi beberapa waktu lalu sebelumnya.

Pada layar monitor itu akhirnya terlihat gerak gerikku, dimulai dari Ketika aku berada di lift yang kemudian lift berhenti di lantai 18. Seperti biasanya, tidak terlihat apa2 pada layar monitor dan hanya terlihat aku berdiri sendirian tapi sudah terlihat ketakutan.

Iya, aku terlihat sendirian sampai Ketika pintu lift terbuka dan ada amir di luarnya, gak ada siapa-siapa lagi. Lelaki Misterius itu tidak tertangkap oleh kamera.

“ Mana? Gak ada apa-apa Yon, lo halusinasi aja kali.HaHa.. “

Amir memang baru beberapa minggu bertugas di Gedung ini, dia baru saja dipindahtugaskan dari Gedung yang lain. Karena itulah dia mungkin belum pernah mengalami dan melihat hal-hal seram. Berbeda dengan aku, Hamdan dan Rony yang sudah cukup alam bekerja di Gudang ini.

“Nanti jam tiga, lo aja yang patrol ya Mir. Gw disini aja “ dan Amir mengiyakan.


Mundur kebelakang, sekitar tiga bulan sebelumnya, ada peristiwa aneh yang juga terjadi di lantai yang sama , yaitu Lantai 18. Seperti biasanya, aku bekerja dengan tim yang sama, tetapi waktu itu pak Warsan yang masih menjadi pemimpinnya.

Malam itu aku Kembali yang mendapatkan tugas untuk berpatroli didalam Gedung, memeriksa seluruh lantai dan ruangan, memperhatikan setiap sudut nya dan memastikan Kembali apakah di dalam Gedung masih ada orang atau tidak.

Beberapa perusahaan yang berkantor digedung ini memang sering kali ada karyawannya yang bekerja sampai malam, sampai tengah malam malah. Tapi hanya Sebagian perusahaan saja, gak semuanya.

Kami para sekuriti Gedung sudah sangat hapal perusaan mana saja yang biasa nya ada karyawan yang bekerja sampai larut malam dan di lantai mana saja, kami sudah cukup hapal. Untuk patroli dalam Gedung biasanya hanya dilakukan oleh satu personil, satu personil lagi memantau dengan memperhatikan lewat layar cctv.JokerDana

Kami selalu memulai Patroli dari lantai paling bawah, lalu menyusuri lantai demi lantai menggunakan lift, satu persatu hingga lantai yang paling atas. Setelah selesai memeriksa sampai lantai atas, kami langsung turun Kembali ke lantai bawah dan selesai.

Kalau pada salah satu lantai masih terlihat ada kegiatan, Kami akan datang mengunjungi karyawan yang masih sedang bekerja itu, untuk sekedar bertegur sapa atau menawarkan bantuan yang sekiranya dapat dilakukan.

Seperti biasanya, pada malam itu masih sekitar jam sepuluh, aku sedang patrol di lantai tujuh. Perusahaan yang ada di lantai ini termasuk perusahaan yang berkegiatan sampai malam, dan terkadang sampai tengah malam. Aku pun menghampiri beberapa dari mereka yang masih terlihat bekerja.

“ Lembur lagi Bos..” sapaku kepada mereka.
“ Wah.. Pak Yono. Iya nih pak, tapi sepertinya sebentar lagi kami sudah mau pulang.” Jawab salah satu dari mereka, aku cukup kenal dengan orang-orang ini.

“ Lanjut saja Bos, saya juga mau lanjut Patroli.”
Aku pun melanjutkan berkeliling Gedung setelahnya. Patroli pada jam sepuluh itu keadaannya normal, gak ada yang aneh termasuk lantai 18.

Lantai 18 ini dihuni oleh satu perusahaan yang bergerak di bidang Keuangan. Selama aku bekerja di Gedung ini, sangat jarang ada karyawannya yang bekerja sampai larut malam, paling malam hanya sampai jam 19.00, setelah itu lantai 18 sudah kosong melompong.

Pada patrol malam yang pertama ini, lantai 18 benar-benar sudah kosong. Ketika aku membuka Lift, lantai itu sudah gelap gulita sama seperti lantai-lantai lainnya yang sudah kosong. Tapi walaupun begitu aku tetap harus memeriksa keadaan dan situasinya.

Aku memperhatikan sekitar, mengintip ke dalam ruangan-ruangan melalui pintu kaca yang ada didepan, memeriksa Toilet juga, dan seluruh ruangan lainnya. Lantai 18 benar-benar kosong, Aman.  
Kemudian aku melanjutkan memeriksa lantai selanjutnya sampai selesai. Patroli malam akan dilakukan lagi pada jam satu tengah malam nanti.

“ Yon, sudah jam satu nih, kamu keliling lagi ke dalam.” Pak Warsan mengagetkanku yang sedang duduk memperhatikan monitor CCTV.
“ Oh, Iya pak, Siap.”

Ternyata sudah jam satu dan aku harus melaksanakan Patroli Malam yang kedua. Seperti biasa, dimulai dari lantai yang paling bawah dulu. Kemudian memeriksa satu persatu lantai Gedung sampai ke lantai yang paling atas.

Untuk Patroli sesi dua ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat, karena seharusnya Gedung sudah dalam keadaan kosong. Namun harus dilakukan dengan lebih hati-hati, karena biasanya pelaku kejahatan bergerak di saat tengah malam begini.JokerDana

Tapi pada jam-jam ini juga kami harus siap mental dan nyali, karena biasanya juga ada “Penghuni” Gedung yang bergentayangan sering kali selepas jam kerja.

Aku susuri lantai demi lantai, memeriksa setiap sudutnya, memperhatikan setiap ruangannya. Tidak ada hal yang mencurigakan hingga akhirnya sudah mencapai lantai yang paling atas, Syukurlah.

Settelah selesai di lantai paling atas, aku langsung masuk lift untuk langsung meluncur turun ke basement.

“Ting..” Pintu tertutup, Lift bergerak turun.
23..
22..
21..
20..
19..
18..
“Ting..”

Tiba-tiba pintu Lift terbuka, padahal aku tidak ada menekan tombol lantai 18 sebelumnya. Ketika lift sudah terbuka penuh, ternyata aku melihat pemandangan yang cukup aneh,

Aku terkejut, Kaget..
Aku tetap berdiri diam di dalam lift untuk beberapa saat, masih menerka-nerka ada apakah gerangan.

 Dilantai 18, pada saat itu terlihat terang benderang, ada beberapa orang lalu Lalang lewat depan lift dan meja resepsionis. Meja Resepsionis terletak persis di depan Lift, hanya berjarak sekitar 5 meter.

Aku Terheran-heran karena beberapa saat sebelumnya Ketika akuaku periksa, lantai 18 ini sudah kosong melompong dan gelap, tidak ada orang sama sekali. JokerDana
Kenapa ini tiba-tiba banyak orang?

Suasanya persis seperti suasana Ketika siang hari pada saat jam kerja, ramai sekali. Orang orang yang berlalu-lalang terlihat normal, mengenakan baju kerja seperti biasa.

Tapi ada yang aneh, mereka semua seperti tidak memperhatikan aku yang sedang berdiri didalam Lift, seperti tidak menyadari kalau aku ada dan semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Pda saat inilah aku mulai sadar kalau ada yang tidak beres, kalau ada yang aneh. Perasaan mulai gak enak, Mulai ketakutan Ketika menyadari kalau aku tak mengenal satupun wajah dari orang-orang itu. Tidak ada yang aku kenal sama sekali, semuanya asing.

“Ada yang bisa di bantu pak?”

Tiba-tiba ada suara perempuan, membuyarkan pikiranku yang terngah terhipnotis akan keadaan itu. Perempuan itu berdiri di balik meja resepsionis yang letaknya persis di depan ku berdiri.



Perempuan berkulit putih dengan rambut sebahu mengenakan blazer hitam selayaknya karyawati. Sama dengan yang lainnya, aku tidak mengenal perempuan ini. Aku tidak pernah melihat sebelumnya di Gedung ini. Perempuan ini cukup cantik dan menarik, akan tetapi,,,

Wajahnya terlihat pucat tanpa ekspresi.

Aku langsung merapatkan tubuh ke sisi kiri Lift mencoba bersembunyi dari pandangan resepsionis itu. Aku menekan tombol penutup berkali-kali, Panik. Syukurlah pintu lift akhirnya tertutup, Tapi..

Tapi lift tidak bergerak turun dan tetap di lantai 18.
Tiba-tiba…

“Ting..”
Pintu Lift terbuka lagi.. dan masih di lantai 18. Tapi keadaannya sudah berbeda. Keadaan lantai 18 sudah gelap gulita. Tidak ada orang lagi yang terlihat berlalu-lalang. Gak ada lagi perempuan di belakang meja Resepsionis. JokerDana

Sepi…
Hening…
Gelap..

Aku gak berani melongokkan kepala keluar untuk melihat keadaan, aku ketakutan.  Tiba-tiba sayup-sayup aku mendengar sesuatu,

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Ada suara Langkah kaki yang mendekat, mendekat ke arah lift. Aku langsung menekan tombol penutup berkali-kali dengan harapan lift segera tertutup. Aku Kembali Panik.

Lift belum juga tertutup Ketika suara Langkah kaki itu Kembali terdengar dan semakin dekat kedengarannya.

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Tapi syukurlah, akhirnya pintu lift mulai menutup. Namun Ketika pintu belum benar benar menutup, tiba-tiba aku melihat sosok yang muncul dari arah kiri, lalu sosok tersebut berhenti dan berdiri tepat di depan lift. Sosok itu seperti hendak masuk, tetapi pintu lift sudah keburu aku tutup.

Sosok yang terlihat tidak terlalu jelas karena suasana sangat gelap, serta hanya beberapa detik karena pintu lift sudah keburu tertutup. Aku Kembali mengucap syukur, karena setelah itu lift bergerak turun.

Pada suatu malam sekitar  jam 12.00, waktu itu aku dan Pak Warsan sedang duduk memperhatikan monitor CCTV di ruangan sekuriti, sedangkan Hamdan kebagian tugas berkeliling patroli Gedung. Personil yang lainnya berjaga di sekitar bagian luar. Seperti malam-malam biasanya, kami melaksanakan tugas dengan pola dan jadwal yang sama.

Saat itu melalui layar monitor CCTV, aku memperhatikan gerak gerik Hamdan yang tengah berpatroli di dalam Gedung. Tiba- TIba, layar monitor CCTV ada yang mati, dilayar monitor hanya terlihat hitam dan gelap saja.

Kamera yang Mati adalah kamerea CCTV yang berada di lantai sepuluh, kamera yang letaknya di atas sudut tuangan resepsionis dan menghadap ke pintu Lift.  Aku langsung menghubungi Hamdan menggunakan radio Panggil.

“Hamdan, tolong Monitor kelantai sepuluh ya. CCTV yang depan meja resepsionis mati, Tolong di periksa.”

“Monitor Yon, Langsung ke TKP,” Balas Hamdan

Aku lalu mengikuti Langkah Hamdan yang sedang berjalan meuju lantai sepuluh dengan memperhatikan melalui CCTV. Layar Monitor masih gelap dan belum terlihat apa-apa. Tidak berapa lama kemudian ada suara Hamdan di radio panggil. JokerDana

“Yon, gw udah di TKP nih. Masih mati kameranya?”

“Masih dan, coba periksa, takut ada kabel yang putus.”

“Ok Yon’” Jawab Hamdan.

Beberapa Detik kemudian, layar monitor tiba-tiba Kembali menyala, terlihat gambarnya. Pada layar monitor terlihat wajah Hamdan yang sedang mengutak-atik kamera CCTV, wajah nya cukup dekat dengan kamera.

Tapi ada yng aneh Ketika aku melihat layar mintor itu, sangat aneh dan menakutkan. Aku terhenyak kaget, bulu kudukku merinding semua. Aku melihat sesuatu dilayar monitor.

“Pak Warsan, bisa kesini sebentar pak, Lihat monitor CCTV.” Aku memanggil pak Warsan yang sedang duduk di kursinya.

Ketika Pak Warsan sudah berdiri di belakangku dan ikut memperhatikan layar monitor CCTV, dia ikut terdiam. Kami berdua terdiam beberapa saat.

“ Yon sudah nyala belum?”

Suara Hamdan di radio panggil mengagetkan kami berdua yang tengah terdiam ketakutan. Pak Warsan mengambil alih radio panggil yang ada di tanganku.

“Ndan, kamera sudah nyala lagi. Kamu langsung turun aja. Tapi jangan lewat lift, lewat tangga darurat aja, jangan tanya kenapa. Kamu harus lewat tangga darurat.” Begitu kata pak Warsan

“Oke Pak, Monitor.” Jawab Hamdan.

Wajah Hamdan langsung berubah mimik menjadi ketakutan, kemudian langsung berjalan cepat menuju tangga darutat. Sepertinya dia mengerti akan situasi yang tengah terjadi setelah mendengar omongan Pak Warsan melalui radio panggil.

Ada apa di layar monitor CCTV? Kenapa aku dan Pak Warsan menjadi diam ketakutan?

Ternyata pada layar Monitor, kami melihat Hamdan tidak sendirian. Dibelakang Hamdan ada sosok yang berdiri diam memperhatikan Hamdan yang tengah mencoba memperbaiki kamera CCTV. Sosok itu berdiri cukup dekat dengan Hamdan, berjarak sekitar tiga meter. JokerDana

Kenapa Pak Warsan menyuruh Hamdan menggunakan tangga darurat dan tidak boleh menggunakan Lift?

Karena jika Hamdan menggunakan Lift, dia akan berpapasan dan berhadapan dengan sosok itu. Sosok itu adalah sosok lelaki berpakaian normal selayaknya karyawan kantor. Tapi ada yang sangat menakutkan dari tampilannya. Aku dan Pak Warsan melihat sosok yang berdiri di belakang Hamdan tanpa kepala.
Iya, sosok itu tidak ada kepalanya

Itu adalah beberapa Fragmen awal untuk serial “ Selepas Jam Kerja”.
Semoga bisa dinikmati.