Senin, 27 Juli 2020

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja

Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja

Mengisahkan tentang “ Geliat Aktifitas “ digedung perkantoran selepas jam kerja. Gedung yang letaknya di tengah tengah kota Jakarta. Kisah nya di alami oleh mas Yono dkk yang pernah bekerja di Gudang tersebut sebagai sekuriti.

Jam satu lewat Tengah Malam~
23
22
21
20
19
18
Lift berhenti bergerak..
“ Ting…”

Pintu Lift terbuka dengan sendirinya di lantai 18, padahal aku gak menekan tombolnya tadi.

Gelap, Lantai 18 ini sangat gelap, Penerangan hanya bersumber dari cahaya lampu dari dalam lift yang isinya hanya ada aku sendirian. Sangat berat kaki untuk melangkah, Kejadian yang pernah terjadi beberapa minggu lalu membuatku berpikir seribu kali untuk melongokkan kepala sekedar hanya untuk melihat keadaan. JokerDana

Pintu Lift dalam keadaan terbuka. Dan dari tempatku berdiri, aku menjulurkan tangan semaksimal mungkin meraih tombol untuk menutupnya. Tombol berhasil kujangkau, lalu ku tekan beberapa kali, namun pintu lift tetap saja gak mau menutup. Aku mendekat ke Pintu, mencoba sekali lagi menekan tombol penutup, kutekan beberapa kali.

Gak ada pergerakan dari pintu, tetap dalam keadaan terbuka.

“ Apa rusak lift ini?” Dalam kesendirian itu aku bergumam dalam hati
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

TIba-tiba terdengar suara Langkah bersepatu, suara Langkah kaki yang berjalan di atas lantai berlapis karpet. Aku melihat ke kanan dan ke kiri. Dalam gelap aku tidak melihat apa-apa, hanya lantai kosong dengan beberapa ruangan yang tertutup pintunya.

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Suara Langkah itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas, lebih dekat. Seperti ada orang yang berjalan mendekat kea rah Lift, kearah tempatku berdiri. Aku merinding, lalu mundur beberapa Langkah untuk Kembali masuk. Aku tekan Kembali tombol penutup. Syukurlah lift akhirnya tertutup juga dan bergerak turun. Sambil menunduk, aku menghela napas Panjang.

“ Gak ada apa-apa, aman, alhamdulillah..” Begitu ucapku dalam hati.

Namun sekonyong-konyongnya hidupku mencium sesuatu. Wangi parfum Pria tiba-tiba semerbak tercium di dalam Lift. Aku langsung mengadahkan wajah dari posisi menunduk. Posisiku dekat dan menghadap pintu, Aku terdiam. Badanku lemas sekujur tubuh dan merinding ketakutan.

Dari Pantulan cermin di pintu Lift, aku melihat ada seseorang yang sedang berdiri tepat di belakang, ternyata aku gak sendirian.

Seorang laki-laki dengan tinggi badan nyaris sama denganku, berkemeja biru muda, dasi dan celana hitam. Dia menunduk, gak menampakkan wajah. JokerDana

Kapan dia masuk ke dalam Lift??

Sebuah pertanyaan yang sulit untuk di jawab, karena sejak dari Basement hingga ke lantai paling atas tadi aku patrol sendirian, benar benar sendirian. Sampai Ketika harus turun Kembali, aku tetap sendirian. Dan Gedung seharusnya sudah dalam keadaan kosong.

Aku hanya diam, tidak berani menyapa ataupun mengajaknya berbicara. Wangi parfum tubuhnya terus saja menyeruak memenuhi seisi Lift, membuat lift ini semakin kelu. Gerakan lift menuju Basement pun terasa sangat Lambat.

Tiba-tiba dia mengangkat wajah. Wajah nya pucat dengan lingkar hitam tipis di sekeliling kedua matanya.

“ Saya turun dilantai 3 ya pak.” Suara pelan keluar dari mulut nya.

Tanpa basa basi aku langusng menekan tombol lantai 3. Tubuhku gemetar ketakutan, siapa orang ini? Mau apa dia ke lantai tiga? Beberapa menit kemudian yang cukup lama, sampai akhirnya pintu lift terbuka di lantai 3.

“Permisi pak… terima kasih “

Aku langsung bergeser ke kiri merapat ke dinding lift, membiarkannya berjalan keluar. Langkahnya sangat pelan, seperti orang yang sedang merasakan sakit di sekujur badannya.

Seperti Lantai yang lainnya, Lantai 3 juga sangat gelap, hanya lampu dari dalam lift yang menjadi sumber penerangan. Lelaki itu berjalan keluar dan melangkah ke arah kiri, sementara aku hanya memperhatikan tanpa berani melongokkan kepala untuk melihat kemana dia berjalan. Aku gak mau tahu .!!!

Dengan cepat aku menekan tombol menutup lift, aku tekan dengan keras dan berulang-ulang dengan harapan pintu segera tertutup. Gak ,,,ternyata tidak semudah itu..

Pintu Lift tetap terbuka selama beberapa lama, aku tetap bersandar disisi kiri sambil terus menekan tombol, aku tidak berani melihat keluar.

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Suara Langkah itu terdengar lagi, Langkah yang mendekati lift. Aku ketakutan, sambil terus menekan tombol penutup berulang-ulang. Aku Panik.

Syukurlah. Pintu lift akhirnya tertutup, kemudian bergerak kebawah. Aku terduduk lemas dan masih ketakutan. JokerDana

TING!!

Pintu Lift terbuka

“Ngapain lu duduk di bawah Yon?1 Liat setan lagi ya?”

Ternyata Amir , dia berdiri di depan lift sambil cengegesan.

“ Ayo Mir kita ke pos saja”

Kami langsung bergegas berjalan ke pos sekuriti yang letak nya ada di Basement..

Pada malam itu , aku Bersama Amir, Rony, dan Hamdan kebagian tugas jaga malam. Memang hanya empat personil yang di wajibkan bekerja pada saat itu. Amir seharusnya berada di pos memperhatikan CCTV yang kameranya berada nyaris di setiap sudut Gedung, dari basement sampai kelantai paling atas.

Hamdan dan Rony bertugas di pos jaga depan memperhatikan lingkungan luar di sekitar Gedung. Malam itu aku sedang kebagian tugas berpatroli keliling bagian dalam, Lantai demi lantai, ruangan demi ruangan harus di periksa semuanya. Patroli ini harus di lakukan dalam skala waktu tertentu. Amir adalah Team Leader saat itu.

Ruangan sekuriti berada di Basement satu, Ruangan nya gak terlalu besar , berisi beberapa meja dan lemari. Toilet berada di luar ruangan , tetapi masih di Basement juga.

Didalamnya terdapat beberapa monitor CCTV yang cukup besar, lewat layer monitor itulah kami dapat melihat nyaris setiap sudut Gedung lewat kamera CCTV yang tertancap di sudut Gedung juga. Nyaris gak ada sudut yang gak bisa kami monitor karena semuanya terlihat.

“ Lo liat apa Yon ?” Amir membuka omongan Ketika kami sudah duduk di depan monitor.

“Lantai 18 lagi Mir..” Jawabku setelah sudah sedikit dapat mengatur napas.
“ Ada apa sih?? Penasaran G..”

Amir langsung menuju ke monitr computer yang ada di hadapannya. Di monitor itu kami dapat melihat Kembali rekaman cctv yang terjadi beberapa waktu lalu sebelumnya.

Pada layar monitor itu akhirnya terlihat gerak gerikku, dimulai dari Ketika aku berada di lift yang kemudian lift berhenti di lantai 18. Seperti biasanya, tidak terlihat apa2 pada layar monitor dan hanya terlihat aku berdiri sendirian tapi sudah terlihat ketakutan.

Iya, aku terlihat sendirian sampai Ketika pintu lift terbuka dan ada amir di luarnya, gak ada siapa-siapa lagi. Lelaki Misterius itu tidak tertangkap oleh kamera.

“ Mana? Gak ada apa-apa Yon, lo halusinasi aja kali.HaHa.. “

Amir memang baru beberapa minggu bertugas di Gedung ini, dia baru saja dipindahtugaskan dari Gedung yang lain. Karena itulah dia mungkin belum pernah mengalami dan melihat hal-hal seram. Berbeda dengan aku, Hamdan dan Rony yang sudah cukup alam bekerja di Gudang ini.

“Nanti jam tiga, lo aja yang patrol ya Mir. Gw disini aja “ dan Amir mengiyakan.


Mundur kebelakang, sekitar tiga bulan sebelumnya, ada peristiwa aneh yang juga terjadi di lantai yang sama , yaitu Lantai 18. Seperti biasanya, aku bekerja dengan tim yang sama, tetapi waktu itu pak Warsan yang masih menjadi pemimpinnya.

Malam itu aku Kembali yang mendapatkan tugas untuk berpatroli didalam Gedung, memeriksa seluruh lantai dan ruangan, memperhatikan setiap sudut nya dan memastikan Kembali apakah di dalam Gedung masih ada orang atau tidak.

Beberapa perusahaan yang berkantor digedung ini memang sering kali ada karyawannya yang bekerja sampai malam, sampai tengah malam malah. Tapi hanya Sebagian perusahaan saja, gak semuanya.

Kami para sekuriti Gedung sudah sangat hapal perusaan mana saja yang biasa nya ada karyawan yang bekerja sampai larut malam dan di lantai mana saja, kami sudah cukup hapal. Untuk patroli dalam Gedung biasanya hanya dilakukan oleh satu personil, satu personil lagi memantau dengan memperhatikan lewat layar cctv.JokerDana

Kami selalu memulai Patroli dari lantai paling bawah, lalu menyusuri lantai demi lantai menggunakan lift, satu persatu hingga lantai yang paling atas. Setelah selesai memeriksa sampai lantai atas, kami langsung turun Kembali ke lantai bawah dan selesai.

Kalau pada salah satu lantai masih terlihat ada kegiatan, Kami akan datang mengunjungi karyawan yang masih sedang bekerja itu, untuk sekedar bertegur sapa atau menawarkan bantuan yang sekiranya dapat dilakukan.

Seperti biasanya, pada malam itu masih sekitar jam sepuluh, aku sedang patrol di lantai tujuh. Perusahaan yang ada di lantai ini termasuk perusahaan yang berkegiatan sampai malam, dan terkadang sampai tengah malam. Aku pun menghampiri beberapa dari mereka yang masih terlihat bekerja.

“ Lembur lagi Bos..” sapaku kepada mereka.
“ Wah.. Pak Yono. Iya nih pak, tapi sepertinya sebentar lagi kami sudah mau pulang.” Jawab salah satu dari mereka, aku cukup kenal dengan orang-orang ini.

“ Lanjut saja Bos, saya juga mau lanjut Patroli.”
Aku pun melanjutkan berkeliling Gedung setelahnya. Patroli pada jam sepuluh itu keadaannya normal, gak ada yang aneh termasuk lantai 18.

Lantai 18 ini dihuni oleh satu perusahaan yang bergerak di bidang Keuangan. Selama aku bekerja di Gedung ini, sangat jarang ada karyawannya yang bekerja sampai larut malam, paling malam hanya sampai jam 19.00, setelah itu lantai 18 sudah kosong melompong.

Pada patrol malam yang pertama ini, lantai 18 benar-benar sudah kosong. Ketika aku membuka Lift, lantai itu sudah gelap gulita sama seperti lantai-lantai lainnya yang sudah kosong. Tapi walaupun begitu aku tetap harus memeriksa keadaan dan situasinya.

Aku memperhatikan sekitar, mengintip ke dalam ruangan-ruangan melalui pintu kaca yang ada didepan, memeriksa Toilet juga, dan seluruh ruangan lainnya. Lantai 18 benar-benar kosong, Aman.  
Kemudian aku melanjutkan memeriksa lantai selanjutnya sampai selesai. Patroli malam akan dilakukan lagi pada jam satu tengah malam nanti.

“ Yon, sudah jam satu nih, kamu keliling lagi ke dalam.” Pak Warsan mengagetkanku yang sedang duduk memperhatikan monitor CCTV.
“ Oh, Iya pak, Siap.”

Ternyata sudah jam satu dan aku harus melaksanakan Patroli Malam yang kedua. Seperti biasa, dimulai dari lantai yang paling bawah dulu. Kemudian memeriksa satu persatu lantai Gedung sampai ke lantai yang paling atas.

Untuk Patroli sesi dua ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat, karena seharusnya Gedung sudah dalam keadaan kosong. Namun harus dilakukan dengan lebih hati-hati, karena biasanya pelaku kejahatan bergerak di saat tengah malam begini.JokerDana

Tapi pada jam-jam ini juga kami harus siap mental dan nyali, karena biasanya juga ada “Penghuni” Gedung yang bergentayangan sering kali selepas jam kerja.

Aku susuri lantai demi lantai, memeriksa setiap sudutnya, memperhatikan setiap ruangannya. Tidak ada hal yang mencurigakan hingga akhirnya sudah mencapai lantai yang paling atas, Syukurlah.

Settelah selesai di lantai paling atas, aku langsung masuk lift untuk langsung meluncur turun ke basement.

“Ting..” Pintu tertutup, Lift bergerak turun.
23..
22..
21..
20..
19..
18..
“Ting..”

Tiba-tiba pintu Lift terbuka, padahal aku tidak ada menekan tombol lantai 18 sebelumnya. Ketika lift sudah terbuka penuh, ternyata aku melihat pemandangan yang cukup aneh,

Aku terkejut, Kaget..
Aku tetap berdiri diam di dalam lift untuk beberapa saat, masih menerka-nerka ada apakah gerangan.

 Dilantai 18, pada saat itu terlihat terang benderang, ada beberapa orang lalu Lalang lewat depan lift dan meja resepsionis. Meja Resepsionis terletak persis di depan Lift, hanya berjarak sekitar 5 meter.

Aku Terheran-heran karena beberapa saat sebelumnya Ketika akuaku periksa, lantai 18 ini sudah kosong melompong dan gelap, tidak ada orang sama sekali. JokerDana
Kenapa ini tiba-tiba banyak orang?

Suasanya persis seperti suasana Ketika siang hari pada saat jam kerja, ramai sekali. Orang orang yang berlalu-lalang terlihat normal, mengenakan baju kerja seperti biasa.

Tapi ada yang aneh, mereka semua seperti tidak memperhatikan aku yang sedang berdiri didalam Lift, seperti tidak menyadari kalau aku ada dan semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Pda saat inilah aku mulai sadar kalau ada yang tidak beres, kalau ada yang aneh. Perasaan mulai gak enak, Mulai ketakutan Ketika menyadari kalau aku tak mengenal satupun wajah dari orang-orang itu. Tidak ada yang aku kenal sama sekali, semuanya asing.

“Ada yang bisa di bantu pak?”

Tiba-tiba ada suara perempuan, membuyarkan pikiranku yang terngah terhipnotis akan keadaan itu. Perempuan itu berdiri di balik meja resepsionis yang letaknya persis di depan ku berdiri.



Perempuan berkulit putih dengan rambut sebahu mengenakan blazer hitam selayaknya karyawati. Sama dengan yang lainnya, aku tidak mengenal perempuan ini. Aku tidak pernah melihat sebelumnya di Gedung ini. Perempuan ini cukup cantik dan menarik, akan tetapi,,,

Wajahnya terlihat pucat tanpa ekspresi.

Aku langsung merapatkan tubuh ke sisi kiri Lift mencoba bersembunyi dari pandangan resepsionis itu. Aku menekan tombol penutup berkali-kali, Panik. Syukurlah pintu lift akhirnya tertutup, Tapi..

Tapi lift tidak bergerak turun dan tetap di lantai 18.
Tiba-tiba…

“Ting..”
Pintu Lift terbuka lagi.. dan masih di lantai 18. Tapi keadaannya sudah berbeda. Keadaan lantai 18 sudah gelap gulita. Tidak ada orang lagi yang terlihat berlalu-lalang. Gak ada lagi perempuan di belakang meja Resepsionis. JokerDana

Sepi…
Hening…
Gelap..

Aku gak berani melongokkan kepala keluar untuk melihat keadaan, aku ketakutan.  Tiba-tiba sayup-sayup aku mendengar sesuatu,

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Ada suara Langkah kaki yang mendekat, mendekat ke arah lift. Aku langsung menekan tombol penutup berkali-kali dengan harapan lift segera tertutup. Aku Kembali Panik.

Lift belum juga tertutup Ketika suara Langkah kaki itu Kembali terdengar dan semakin dekat kedengarannya.

“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “

Tapi syukurlah, akhirnya pintu lift mulai menutup. Namun Ketika pintu belum benar benar menutup, tiba-tiba aku melihat sosok yang muncul dari arah kiri, lalu sosok tersebut berhenti dan berdiri tepat di depan lift. Sosok itu seperti hendak masuk, tetapi pintu lift sudah keburu aku tutup.

Sosok yang terlihat tidak terlalu jelas karena suasana sangat gelap, serta hanya beberapa detik karena pintu lift sudah keburu tertutup. Aku Kembali mengucap syukur, karena setelah itu lift bergerak turun.

Pada suatu malam sekitar  jam 12.00, waktu itu aku dan Pak Warsan sedang duduk memperhatikan monitor CCTV di ruangan sekuriti, sedangkan Hamdan kebagian tugas berkeliling patroli Gedung. Personil yang lainnya berjaga di sekitar bagian luar. Seperti malam-malam biasanya, kami melaksanakan tugas dengan pola dan jadwal yang sama.

Saat itu melalui layar monitor CCTV, aku memperhatikan gerak gerik Hamdan yang tengah berpatroli di dalam Gedung. Tiba- TIba, layar monitor CCTV ada yang mati, dilayar monitor hanya terlihat hitam dan gelap saja.

Kamera yang Mati adalah kamerea CCTV yang berada di lantai sepuluh, kamera yang letaknya di atas sudut tuangan resepsionis dan menghadap ke pintu Lift.  Aku langsung menghubungi Hamdan menggunakan radio Panggil.

“Hamdan, tolong Monitor kelantai sepuluh ya. CCTV yang depan meja resepsionis mati, Tolong di periksa.”

“Monitor Yon, Langsung ke TKP,” Balas Hamdan

Aku lalu mengikuti Langkah Hamdan yang sedang berjalan meuju lantai sepuluh dengan memperhatikan melalui CCTV. Layar Monitor masih gelap dan belum terlihat apa-apa. Tidak berapa lama kemudian ada suara Hamdan di radio panggil. JokerDana

“Yon, gw udah di TKP nih. Masih mati kameranya?”

“Masih dan, coba periksa, takut ada kabel yang putus.”

“Ok Yon’” Jawab Hamdan.

Beberapa Detik kemudian, layar monitor tiba-tiba Kembali menyala, terlihat gambarnya. Pada layar monitor terlihat wajah Hamdan yang sedang mengutak-atik kamera CCTV, wajah nya cukup dekat dengan kamera.

Tapi ada yng aneh Ketika aku melihat layar mintor itu, sangat aneh dan menakutkan. Aku terhenyak kaget, bulu kudukku merinding semua. Aku melihat sesuatu dilayar monitor.

“Pak Warsan, bisa kesini sebentar pak, Lihat monitor CCTV.” Aku memanggil pak Warsan yang sedang duduk di kursinya.

Ketika Pak Warsan sudah berdiri di belakangku dan ikut memperhatikan layar monitor CCTV, dia ikut terdiam. Kami berdua terdiam beberapa saat.

“ Yon sudah nyala belum?”

Suara Hamdan di radio panggil mengagetkan kami berdua yang tengah terdiam ketakutan. Pak Warsan mengambil alih radio panggil yang ada di tanganku.

“Ndan, kamera sudah nyala lagi. Kamu langsung turun aja. Tapi jangan lewat lift, lewat tangga darurat aja, jangan tanya kenapa. Kamu harus lewat tangga darurat.” Begitu kata pak Warsan

“Oke Pak, Monitor.” Jawab Hamdan.

Wajah Hamdan langsung berubah mimik menjadi ketakutan, kemudian langsung berjalan cepat menuju tangga darutat. Sepertinya dia mengerti akan situasi yang tengah terjadi setelah mendengar omongan Pak Warsan melalui radio panggil.

Ada apa di layar monitor CCTV? Kenapa aku dan Pak Warsan menjadi diam ketakutan?

Ternyata pada layar Monitor, kami melihat Hamdan tidak sendirian. Dibelakang Hamdan ada sosok yang berdiri diam memperhatikan Hamdan yang tengah mencoba memperbaiki kamera CCTV. Sosok itu berdiri cukup dekat dengan Hamdan, berjarak sekitar tiga meter. JokerDana

Kenapa Pak Warsan menyuruh Hamdan menggunakan tangga darurat dan tidak boleh menggunakan Lift?

Karena jika Hamdan menggunakan Lift, dia akan berpapasan dan berhadapan dengan sosok itu. Sosok itu adalah sosok lelaki berpakaian normal selayaknya karyawan kantor. Tapi ada yang sangat menakutkan dari tampilannya. Aku dan Pak Warsan melihat sosok yang berdiri di belakang Hamdan tanpa kepala.
Iya, sosok itu tidak ada kepalanya

Itu adalah beberapa Fragmen awal untuk serial “ Selepas Jam Kerja”.
Semoga bisa dinikmati.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar