Kondisi Kantor Selepas Jam Kerja
Mengisahkan tentang “
Geliat Aktifitas “ digedung perkantoran selepas jam kerja. Gedung yang letaknya
di tengah tengah kota Jakarta. Kisah nya di alami oleh mas Yono dkk yang pernah
bekerja di Gudang tersebut sebagai sekuriti.
Jam satu lewat Tengah
Malam~
23
22
21
20
19
18
Lift berhenti bergerak..
“ Ting…”
Pintu Lift terbuka dengan
sendirinya di lantai 18, padahal aku gak menekan tombolnya tadi.
Gelap, Lantai 18 ini
sangat gelap, Penerangan hanya bersumber dari cahaya lampu dari dalam lift yang
isinya hanya ada aku sendirian. Sangat berat kaki untuk melangkah, Kejadian
yang pernah terjadi beberapa minggu lalu membuatku berpikir seribu kali untuk
melongokkan kepala sekedar hanya untuk melihat keadaan. JokerDana
Pintu Lift dalam keadaan
terbuka. Dan dari tempatku berdiri, aku menjulurkan tangan semaksimal mungkin meraih tombol untuk menutupnya. Tombol berhasil kujangkau,
lalu ku tekan beberapa kali, namun pintu lift tetap saja gak mau menutup. Aku
mendekat ke Pintu, mencoba sekali lagi menekan tombol penutup, kutekan beberapa
kali.
Gak ada pergerakan dari
pintu, tetap dalam keadaan terbuka.
“ Apa rusak lift ini?”
Dalam kesendirian itu aku bergumam dalam hati
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “
TIba-tiba terdengar suara
Langkah bersepatu, suara Langkah kaki yang berjalan di atas lantai berlapis
karpet. Aku melihat ke kanan dan ke kiri. Dalam gelap aku tidak
melihat apa-apa, hanya lantai kosong dengan beberapa ruangan yang tertutup
pintunya.
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “
Suara Langkah itu
terdengar lagi, kali ini lebih jelas, lebih dekat. Seperti ada orang yang
berjalan mendekat kea rah Lift, kearah tempatku berdiri. Aku merinding, lalu
mundur beberapa Langkah untuk Kembali masuk. Aku tekan Kembali tombol penutup.
Syukurlah lift akhirnya tertutup juga dan bergerak turun. Sambil menunduk, aku
menghela napas Panjang.
“ Gak ada apa-apa, aman,
alhamdulillah..” Begitu ucapku dalam hati.
Namun sekonyong-konyongnya
hidupku mencium sesuatu. Wangi parfum Pria tiba-tiba semerbak tercium di dalam
Lift. Aku langsung mengadahkan wajah dari posisi menunduk. Posisiku dekat dan
menghadap pintu, Aku terdiam. Badanku lemas sekujur tubuh dan merinding
ketakutan.
Dari Pantulan cermin di
pintu Lift, aku melihat ada seseorang yang sedang berdiri tepat di belakang,
ternyata aku gak sendirian.
Seorang laki-laki dengan
tinggi badan nyaris sama denganku, berkemeja biru muda, dasi dan celana hitam.
Dia menunduk, gak menampakkan wajah. JokerDana
Kapan dia masuk ke dalam
Lift??
Sebuah pertanyaan yang
sulit untuk di jawab, karena sejak dari Basement hingga ke lantai paling atas
tadi aku patrol sendirian, benar benar sendirian. Sampai Ketika harus turun
Kembali, aku tetap sendirian. Dan Gedung seharusnya sudah dalam keadaan kosong.
Aku hanya diam, tidak
berani menyapa ataupun mengajaknya berbicara. Wangi parfum tubuhnya terus saja
menyeruak memenuhi seisi Lift, membuat lift ini semakin kelu. Gerakan lift
menuju Basement pun terasa sangat Lambat.
Tiba-tiba dia mengangkat
wajah. Wajah nya pucat dengan lingkar hitam tipis di sekeliling kedua matanya.
“ Saya turun dilantai 3 ya
pak.” Suara pelan keluar dari mulut nya.
Tanpa basa basi aku
langusng menekan tombol lantai 3. Tubuhku gemetar ketakutan, siapa orang ini?
Mau apa dia ke lantai tiga? Beberapa menit kemudian
yang cukup lama, sampai akhirnya pintu lift terbuka di lantai 3.
“Permisi pak… terima kasih
“
Aku langsung bergeser ke
kiri merapat ke dinding lift, membiarkannya berjalan keluar. Langkahnya sangat
pelan, seperti orang yang sedang merasakan sakit di sekujur badannya.
Seperti Lantai yang
lainnya, Lantai 3 juga sangat gelap, hanya lampu dari dalam lift yang menjadi
sumber penerangan. Lelaki itu berjalan keluar dan melangkah ke arah kiri,
sementara aku hanya memperhatikan tanpa berani melongokkan kepala untuk melihat
kemana dia berjalan. Aku gak mau tahu .!!!
Dengan cepat aku menekan
tombol menutup lift, aku tekan dengan keras dan berulang-ulang dengan harapan
pintu segera tertutup. Gak ,,,ternyata tidak semudah itu..
Pintu Lift tetap terbuka
selama beberapa lama, aku tetap bersandar disisi kiri sambil terus menekan
tombol, aku tidak berani melihat keluar.
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “
Suara Langkah itu
terdengar lagi, Langkah yang mendekati lift. Aku ketakutan, sambil terus
menekan tombol penutup berulang-ulang. Aku Panik.
Syukurlah. Pintu lift
akhirnya tertutup, kemudian bergerak kebawah. Aku terduduk lemas dan masih
ketakutan. JokerDana
TING!!
Pintu Lift terbuka
“Ngapain lu duduk di bawah
Yon?1 Liat setan lagi ya?”
Ternyata Amir , dia
berdiri di depan lift sambil cengegesan.
“ Ayo Mir kita ke pos
saja”
Kami langsung bergegas
berjalan ke pos sekuriti yang letak nya ada di Basement..
Pada malam itu , aku
Bersama Amir, Rony, dan Hamdan kebagian tugas jaga malam. Memang hanya empat
personil yang di wajibkan bekerja pada saat itu. Amir seharusnya berada di pos
memperhatikan CCTV yang kameranya berada nyaris di setiap sudut Gedung, dari
basement sampai kelantai paling atas.
Hamdan dan Rony bertugas
di pos jaga depan memperhatikan lingkungan luar di sekitar Gedung. Malam itu
aku sedang kebagian tugas berpatroli keliling bagian dalam, Lantai demi lantai,
ruangan demi ruangan harus di periksa semuanya. Patroli ini harus di lakukan
dalam skala waktu tertentu. Amir adalah Team Leader saat itu.
Ruangan sekuriti berada di
Basement satu, Ruangan nya gak terlalu besar , berisi beberapa meja dan lemari.
Toilet berada di luar ruangan , tetapi masih di Basement juga.
Didalamnya terdapat
beberapa monitor CCTV yang cukup besar, lewat layer monitor itulah kami dapat
melihat nyaris setiap sudut Gedung lewat kamera CCTV yang tertancap di sudut
Gedung juga. Nyaris gak ada sudut yang gak bisa kami monitor karena semuanya
terlihat.
“ Lo liat apa Yon ?” Amir
membuka omongan Ketika kami sudah duduk di depan monitor.
“Lantai 18 lagi Mir..”
Jawabku setelah sudah sedikit dapat mengatur napas.
“ Ada apa sih?? Penasaran
G..”
Amir langsung menuju ke
monitr computer yang ada di hadapannya. Di monitor itu kami dapat melihat
Kembali rekaman cctv yang terjadi beberapa waktu lalu sebelumnya.
Pada layar monitor itu
akhirnya terlihat gerak gerikku, dimulai dari Ketika aku berada di lift yang
kemudian lift berhenti di lantai 18. Seperti biasanya, tidak terlihat apa2 pada
layar monitor dan hanya terlihat aku berdiri sendirian tapi sudah terlihat
ketakutan.
Iya, aku terlihat
sendirian sampai Ketika pintu lift terbuka dan ada amir di luarnya, gak ada
siapa-siapa lagi. Lelaki Misterius itu tidak tertangkap oleh kamera.
“ Mana? Gak ada apa-apa
Yon, lo halusinasi aja kali.HaHa.. “
Amir memang baru beberapa
minggu bertugas di Gedung ini, dia baru saja dipindahtugaskan dari Gedung yang
lain. Karena itulah dia mungkin belum pernah mengalami dan melihat hal-hal
seram. Berbeda dengan aku, Hamdan dan Rony yang sudah cukup alam bekerja di
Gudang ini.
“Nanti jam tiga, lo aja
yang patrol ya Mir. Gw disini aja “ dan Amir mengiyakan.
Mundur kebelakang, sekitar
tiga bulan sebelumnya, ada peristiwa aneh yang juga terjadi di lantai yang sama
, yaitu Lantai 18. Seperti biasanya, aku bekerja dengan tim yang sama, tetapi
waktu itu pak Warsan yang masih menjadi pemimpinnya.
Malam itu aku Kembali yang
mendapatkan tugas untuk berpatroli didalam Gedung, memeriksa seluruh lantai dan
ruangan, memperhatikan setiap sudut nya dan memastikan Kembali apakah di dalam
Gedung masih ada orang atau tidak.
Beberapa perusahaan yang
berkantor digedung ini memang sering kali ada karyawannya yang bekerja sampai
malam, sampai tengah malam malah. Tapi hanya Sebagian perusahaan saja, gak
semuanya.
Kami para sekuriti Gedung
sudah sangat hapal perusaan mana saja yang biasa nya ada karyawan yang bekerja
sampai larut malam dan di lantai mana saja, kami sudah cukup hapal. Untuk
patroli dalam Gedung biasanya hanya dilakukan oleh satu personil, satu personil
lagi memantau dengan memperhatikan lewat layar cctv. JokerDana
Kami selalu memulai
Patroli dari lantai paling bawah, lalu menyusuri lantai demi lantai menggunakan
lift, satu persatu hingga lantai yang paling atas. Setelah selesai memeriksa
sampai lantai atas, kami langsung turun Kembali ke lantai bawah dan selesai.
Kalau pada salah satu
lantai masih terlihat ada kegiatan, Kami akan datang mengunjungi karyawan yang
masih sedang bekerja itu, untuk sekedar bertegur sapa atau menawarkan bantuan
yang sekiranya dapat dilakukan.
Seperti biasanya, pada
malam itu masih sekitar jam sepuluh, aku sedang patrol di lantai tujuh.
Perusahaan yang ada di lantai ini termasuk perusahaan yang berkegiatan sampai
malam, dan terkadang sampai tengah malam. Aku pun menghampiri beberapa
dari mereka yang masih terlihat bekerja.
“ Lembur lagi Bos..”
sapaku kepada mereka.
“ Wah.. Pak Yono. Iya nih
pak, tapi sepertinya sebentar lagi kami sudah mau pulang.” Jawab salah satu
dari mereka, aku cukup kenal dengan orang-orang ini.
“ Lanjut saja Bos, saya
juga mau lanjut Patroli.”
Aku pun melanjutkan
berkeliling Gedung setelahnya. Patroli pada jam sepuluh itu keadaannya normal,
gak ada yang aneh termasuk lantai 18.
Lantai 18 ini dihuni oleh
satu perusahaan yang bergerak di bidang Keuangan. Selama aku bekerja di Gedung ini,
sangat jarang ada karyawannya yang bekerja sampai larut malam, paling malam hanya
sampai jam 19.00, setelah itu lantai 18 sudah kosong melompong.
Pada patrol malam yang
pertama ini, lantai 18 benar-benar sudah kosong. Ketika aku membuka Lift,
lantai itu sudah gelap gulita sama seperti lantai-lantai lainnya yang sudah
kosong. Tapi walaupun begitu aku tetap harus memeriksa keadaan dan situasinya.
Aku memperhatikan sekitar,
mengintip ke dalam ruangan-ruangan melalui pintu kaca yang ada didepan, memeriksa
Toilet juga, dan seluruh ruangan lainnya. Lantai 18 benar-benar kosong, Aman.
Kemudian aku melanjutkan
memeriksa lantai selanjutnya sampai selesai. Patroli malam akan dilakukan lagi
pada jam satu tengah malam nanti.
“ Yon, sudah jam satu nih,
kamu keliling lagi ke dalam.” Pak Warsan mengagetkanku yang sedang duduk
memperhatikan monitor CCTV.
“ Oh, Iya pak, Siap.”
Ternyata sudah jam satu
dan aku harus melaksanakan Patroli Malam yang kedua. Seperti biasa, dimulai
dari lantai yang paling bawah dulu. Kemudian memeriksa satu persatu lantai Gedung
sampai ke lantai yang paling atas.
Untuk Patroli sesi dua ini
biasanya dapat dilakukan dengan cepat, karena seharusnya Gedung sudah dalam
keadaan kosong. Namun harus dilakukan dengan lebih hati-hati, karena biasanya
pelaku kejahatan bergerak di saat tengah malam begini. JokerDana
Tapi pada jam-jam ini juga
kami harus siap mental dan nyali, karena biasanya juga ada “Penghuni” Gedung yang
bergentayangan sering kali selepas jam kerja.
Aku susuri lantai demi
lantai, memeriksa setiap sudutnya, memperhatikan setiap ruangannya. Tidak ada
hal yang mencurigakan hingga akhirnya sudah mencapai lantai yang paling atas,
Syukurlah.
Settelah selesai di lantai
paling atas, aku langsung masuk lift untuk langsung meluncur turun ke basement.
“Ting..” Pintu tertutup,
Lift bergerak turun.
23..
22..
21..
20..
19..
18..
“Ting..”
Tiba-tiba pintu Lift
terbuka, padahal aku tidak ada menekan tombol lantai 18 sebelumnya. Ketika lift
sudah terbuka penuh, ternyata aku melihat pemandangan yang cukup aneh,
Aku terkejut, Kaget..
Aku tetap berdiri diam di
dalam lift untuk beberapa saat, masih menerka-nerka ada apakah gerangan.
Dilantai 18, pada saat itu terlihat terang
benderang, ada beberapa orang lalu Lalang lewat depan lift dan meja
resepsionis. Meja Resepsionis terletak persis di depan Lift, hanya berjarak
sekitar 5 meter.
Aku Terheran-heran karena
beberapa saat sebelumnya Ketika akuaku periksa, lantai 18 ini sudah kosong
melompong dan gelap, tidak ada orang sama sekali. JokerDana
Kenapa ini tiba-tiba banyak orang?
Suasanya persis seperti
suasana Ketika siang hari pada saat jam kerja, ramai sekali. Orang orang yang
berlalu-lalang terlihat normal, mengenakan baju kerja seperti biasa.
Tapi ada yang aneh, mereka
semua seperti tidak memperhatikan aku yang sedang berdiri didalam Lift, seperti
tidak menyadari kalau aku ada dan semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Pda saat inilah aku mulai
sadar kalau ada yang tidak beres, kalau ada yang aneh. Perasaan mulai gak enak,
Mulai ketakutan Ketika menyadari kalau aku tak mengenal satupun wajah dari
orang-orang itu. Tidak ada yang aku kenal sama sekali, semuanya asing.
“Ada yang bisa di bantu
pak?”
Tiba-tiba ada suara
perempuan, membuyarkan pikiranku yang terngah terhipnotis akan keadaan itu.
Perempuan itu berdiri di balik meja resepsionis yang letaknya persis di depan ku
berdiri.
Perempuan berkulit putih
dengan rambut sebahu mengenakan blazer hitam selayaknya karyawati. Sama dengan
yang lainnya, aku tidak mengenal perempuan ini. Aku tidak pernah melihat
sebelumnya di Gedung ini. Perempuan ini cukup cantik dan menarik, akan tetapi,,,
Wajahnya terlihat pucat
tanpa ekspresi.
Aku langsung merapatkan
tubuh ke sisi kiri Lift mencoba bersembunyi dari pandangan resepsionis itu. Aku
menekan tombol penutup berkali-kali, Panik. Syukurlah pintu lift akhirnya
tertutup, Tapi..
Tapi lift tidak bergerak
turun dan tetap di lantai 18.
Tiba-tiba…
“Ting..”
Pintu Lift terbuka lagi..
dan masih di lantai 18. Tapi keadaannya sudah berbeda. Keadaan lantai 18 sudah
gelap gulita. Tidak ada orang lagi yang terlihat berlalu-lalang. Gak ada lagi
perempuan di belakang meja Resepsionis. JokerDana
Sepi…
Hening…
Gelap..
Aku gak berani melongokkan
kepala keluar untuk melihat keadaan, aku ketakutan. Tiba-tiba sayup-sayup aku mendengar sesuatu,
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “
Ada suara Langkah kaki yang
mendekat, mendekat ke arah lift. Aku langsung menekan tombol penutup
berkali-kali dengan harapan lift segera tertutup. Aku Kembali Panik.
Lift belum juga tertutup Ketika
suara Langkah kaki itu Kembali terdengar dan semakin dekat kedengarannya.
“ Dug.. Dug.. Dug..Dug.. “
Tapi syukurlah, akhirnya
pintu lift mulai menutup. Namun Ketika pintu belum
benar benar menutup, tiba-tiba aku melihat sosok yang muncul dari arah kiri,
lalu sosok tersebut berhenti dan berdiri tepat di depan lift. Sosok itu seperti
hendak masuk, tetapi pintu lift sudah keburu aku tutup.
Sosok yang terlihat tidak
terlalu jelas karena suasana sangat gelap, serta hanya beberapa detik karena
pintu lift sudah keburu tertutup. Aku Kembali mengucap syukur, karena setelah
itu lift bergerak turun.
Pada suatu malam
sekitar jam 12.00, waktu itu aku dan Pak
Warsan sedang duduk memperhatikan monitor CCTV di ruangan sekuriti, sedangkan
Hamdan kebagian tugas berkeliling patroli Gedung. Personil yang lainnya berjaga
di sekitar bagian luar. Seperti malam-malam biasanya, kami melaksanakan tugas
dengan pola dan jadwal yang sama.
Saat itu melalui layar
monitor CCTV, aku memperhatikan gerak gerik Hamdan yang tengah berpatroli di
dalam Gedung. Tiba- TIba, layar monitor CCTV ada yang mati, dilayar monitor
hanya terlihat hitam dan gelap saja.
Kamera yang Mati adalah kamerea
CCTV yang berada di lantai sepuluh, kamera yang letaknya di atas sudut tuangan
resepsionis dan menghadap ke pintu Lift. Aku langsung menghubungi Hamdan menggunakan radio
Panggil.
“Hamdan, tolong Monitor
kelantai sepuluh ya. CCTV yang depan meja resepsionis mati, Tolong di periksa.”
“Monitor Yon, Langsung ke
TKP,” Balas Hamdan
Aku lalu mengikuti Langkah
Hamdan yang sedang berjalan meuju lantai sepuluh dengan memperhatikan melalui
CCTV. Layar Monitor masih gelap dan belum terlihat apa-apa. Tidak berapa lama
kemudian ada suara Hamdan di radio panggil. JokerDana
“Yon, gw udah di TKP nih.
Masih mati kameranya?”
“Masih dan, coba periksa,
takut ada kabel yang putus.”
“Ok Yon’” Jawab Hamdan.
Beberapa Detik kemudian,
layar monitor tiba-tiba Kembali menyala, terlihat gambarnya. Pada layar monitor
terlihat wajah Hamdan yang sedang mengutak-atik kamera CCTV, wajah nya cukup
dekat dengan kamera.
Tapi ada yng aneh Ketika aku
melihat layar mintor itu, sangat aneh dan menakutkan. Aku terhenyak kaget, bulu
kudukku merinding semua. Aku melihat sesuatu dilayar monitor.
“Pak Warsan, bisa kesini
sebentar pak, Lihat monitor CCTV.” Aku memanggil pak Warsan yang sedang duduk
di kursinya.
Ketika Pak Warsan sudah
berdiri di belakangku dan ikut memperhatikan layar monitor CCTV, dia ikut
terdiam. Kami berdua terdiam beberapa saat.
“ Yon sudah nyala belum?”
Suara Hamdan di radio
panggil mengagetkan kami berdua yang tengah terdiam ketakutan. Pak Warsan mengambil alih
radio panggil yang ada di tanganku.
“Ndan, kamera sudah nyala
lagi. Kamu langsung turun aja. Tapi jangan lewat lift, lewat tangga darurat aja,
jangan tanya kenapa. Kamu harus lewat tangga darurat.” Begitu kata pak Warsan
“Oke Pak, Monitor.” Jawab
Hamdan.
Wajah Hamdan langsung
berubah mimik menjadi ketakutan, kemudian langsung berjalan cepat menuju tangga
darutat. Sepertinya dia mengerti akan situasi yang tengah terjadi setelah
mendengar omongan Pak Warsan melalui radio panggil.
Ada apa di layar monitor
CCTV? Kenapa aku dan Pak Warsan menjadi diam ketakutan?
Ternyata pada layar
Monitor, kami melihat Hamdan tidak sendirian. Dibelakang Hamdan ada sosok yang
berdiri diam memperhatikan Hamdan yang tengah mencoba memperbaiki kamera CCTV.
Sosok itu berdiri cukup dekat dengan Hamdan, berjarak sekitar tiga meter. JokerDana
Kenapa Pak Warsan menyuruh
Hamdan menggunakan tangga darurat dan tidak boleh menggunakan Lift?
Karena jika Hamdan
menggunakan Lift, dia akan berpapasan dan berhadapan dengan sosok itu. Sosok
itu adalah sosok lelaki berpakaian normal selayaknya karyawan kantor. Tapi ada
yang sangat menakutkan dari tampilannya. Aku dan Pak Warsan melihat sosok yang
berdiri di belakang Hamdan tanpa kepala.
Iya, sosok itu tidak ada
kepalanya
Itu adalah beberapa
Fragmen awal untuk serial “ Selepas Jam Kerja”.
Semoga bisa dinikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar